Prof Titik saat disuntik nanogold temuannya oleh tim medis, Rabu (26/5/2021). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Nanogold hasil penelitian Prof  Dr Tutik Taufiqurohmah  kini dikembangkan untuk disuntikkan ke tubuh manusia. Cara ini dianggap lebih efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Sebelumnya, nanogold Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu dikonsumsi dengan cara diminum.

Sosialisasi dengan cara disuntikkan ini dilakukan pada 400 relawan di kawasan Gunung Anyar Surabaya. Selama ini mereka sudah merasakan manfaat nanogold yang diminum. Sehingga ketika ada cara lain dengan disuntikkan, relawan antusias mengikutinya, Rabu (26/5/2025).

“Selama ini saya sering pusing. Setelah mengonsumsi nanogold, jadi lebih ringan badan. Tidak mudah sakit. Makanya ada yang disuntikkan, saya ikut,” kata Wijiyati (47) warga Gunung Anyar Tengah.

Prof Titik menjelaskan nanogold yang disuntikkan akan jauh lebih efektif dibandingkan yang diminum. Karena yang disuntikkan akan langsung menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

“Nanogold itu 10 kali lebih efektif dari vitamin C dan antioksidan,” ujar Prof Titik yang memiliki ratusan relawan di sekitar rumahnuya di kawasan Gunung Anyar.

Prof Titik yang mulai meneliti nanogold sejak menempuh pendidikan Doktoral pada 2011 -2013  itu, awalnya untuk pasien lepra di Babat Jerawat Surabaya. Banyak penderita yang bisa disembuhkan dengan mengonsumsinya.

Selanjutnya, untuk pasien kanker yang ada di Yayasan Kanker Indonesia di Surabaya. “Alhamdulillah banyak pasien yang tidak mengalami kenaikan stadium. Bahkan yang bisa sembuh mencapai 30 persen. Lumayan karena penderita kanker kan sangat cepat menyebarnya,” jelasnya.

Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah yang selama ini memberikan pendanaan pada Prof Titik, meminta untuk mengalihkan ke pasien Covid-19 dan juga untuk pencegahan.

Prof Titik mulai memberikan minuman nanogold pada tetangga sekitarnya setiap beberapa hari sekali. “Dari relawan saya yang berjumlah 200 orang, tidak ada satu pun yang terkena Covid-19. Bahkan saya memberikan pada pasien Covid-19, mereka cepat sekali sembuhnya,” tuturnya.

Salah satunya adalah Luluk Churiyah (56) warga Wisma Permai, Waru Sidoarjo. Luluk mengaku mulai mengonsumsi nanogold sejak dia dan suaminya, Sukemi terkena Covid-19 pada Juli 2020 lalu.

Selama perawatan di rumah sakit, dia rajin mengonsumsi nanogold yang diminum. “Salah satu yang mempercepat kesembuhan. Obat yang diberikan dokter lebih mudah bekerja di dalam tubuh karena mengonsumsi nanogold itu. Makanya ketika ada yang disuntikkan, saya ikut. Bahkan minta suntik dua, lengan kanan kiri,” tutur Luluk.

Dijelaskan Prof Titik, nanogold itu sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Dulu banyak para wanita  yang menggunakan susuk emas. Susuk emas itu diliberasi jadi nanogold yang akan aktif di dalam tubuh untuk regenerasi sel. Hal itu bagus untuk kecantikan dan kesehatan.

“Itulah mengapa orang zaman dulu sangat awet muda dan kesehatannya luar biasa,” ujarnya.

Karenanya, saat ini di dunia kecantikan suntik nanogold sudah banyak dilakukan. Namun harganya memang sangat mahal dan hanya bagi kalangan berduit yang mampu melakukannya.

“Keinginan saya semua masyarakat bisa suntik nanogold dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan gratis,” tukasnya.

Dan Prof Titik akan memberikan suntikan nanogold itu pada relawan sebulan sekali mulai Mei hingga November 2021. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry