Jauharotur Rihlah, SPd, MPd – Dosen S1 PG PAUD, FKIP

SAAT ini banyak wanita yang mendambakan sukses berkarir. Wanita karir yaitu wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan.

Alasan mereka menjadi wanita karir yaitu untuk menopang ekonomi keluarga, memiliki potensi diri yang berkualitas, tidak ingin menyia-nyiakan gelar, lebih percaya diri dan cenderung menjaga penampilan dan nyaman bekerja.

Menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan. Namun, keduanya memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu mendidik dan mengasuh anak-anaknya hingga dewasa. Meskipun anak telah disekolahkan di suatu lembaga pendidikan bukan berarti ketika di dalam keluarga, orang tua mengabaikan pendidikan dan perkembangan anak.

Dari uraian diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menanamkan kesadaran sebagai wanita karir bahwa yang Pertama, sadar jika orangtua harus menerima anak sebagai anugerah terindah dari Tuhannya.

Kedua, manusia diberi kesempatan untuk memilih jalan dari Tuhannya (sebagai wanita karir), sehingga harus menerima konsekuensi atas pilihannya seperti waktu dan tenaga untuk anak dan keluarga. Ketiga, harus bertanggung jawab atas konsekuensi yang ada yaitu tetap berusaha mendidik dan mengasuh anaknya.

Keempat, ingat bahwa manusia tidaklah sempurna sehingga orang tua tetap berusaha menjadi lebih baik dalam memberikan pengasuhan kepada anak, tidak berambisi kepada anak, karena pada dasarnya anak usia dini belajar dari proses pengalaman yang mereka lihat (Fajarrini, K. 2020).

Permasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan wanita karir yaitu bingung membagi waktu, kecapekan sehingga emosi tidak terkontrol, belum bisa membedakan persoalan yang penting dan mendesak antara urusan kantor dan rumah tangga, adanya pengasuh untuk menjaga anak, anak menjadi tidak dekat dengan ibunya. Permasalahan tersebut tentu sangat berpengaruh bagi perkembangan dan mental seorang anak, khususnya anak usia dini

Perkembangan anak usia dini mengacu pada perubahan aspek berfikir, emosi dan sensasi tubuh, perilaku juga interaksi sosial. Jika salah satu aspek tersebut tidak terpenuhi maka perkembangan anak akan terhambat, sehingga penting sekali orang tua khususnya wanita karir untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dengan cara membentuk bonding secure attachment.

Kebutuhan secure attachment  pada anak adalah suatu  kelekatan yang menimbulkan rasa aman pada anak. Secure attachment akan membentuk kelekatan dan bonding (ikatan) dengan orang yang paling banyak berinteraksi dengan anak.  Interaksi  antara orang tua dengan anak membuat anak merasa percaya terhadap orang tua sebagai figur yang selalu mendampingi, sensitif, dan responsif, penuh cinta serta kasih sayang saat mereka mencari perlindungan dan kenyamanan, dan selalu membantu atau menolongnya dalam menghadapi situasi yang menakutkan dan mengancam.

Hal-hal yang dapat membentuk secure attachment antara lain, Proximity adalah kedekatan jarak antara ibu dan anak. Misalnya, Ibu yang bekerja di luar kota tetapi saling berinteraksi (melalui telfon, video call)  dengan anak maka jarak real jauh tapi jarak imajiner dekat.

Kedua, Frekuensi adalah seberapa sering interaksi antara anak dan ibu dilakukan. Semakin sering anak berinteraksi dan bertemu dengan ibu maka attachment dapat terbangun lebih kuat. Ketiga, Responsive seberapa cepat dan tepat ibu merespon kebutuhan anak. Misalnya ketika bayi menangis apakah ibu segera datang atau menunda dahulu.

Atau ketika anak pulang sekolah menceritakan pengalaman di sekolah apakah orangtua merespon menunjukkan minat ataukah terkesan bosan. Keempat,   Intensitas (kualitas) yang dimaksud disini adalah seberapa banyak interaksi antara ibu dan anak dengan melibatkan panca inderanya seperti pelukan, sentuhan, senyuman, kalimat/ ucapan yang didengar oleh anak, raut wajah dengan penuh rasa sayang.

Kelima, emosi positif yaitu yang mendukung dan mendorong aktifnya kemampuan berfikir serta menimbulkan rasa aman dan nyaman misalnya senang, semangat, tenang, berani optimis itu adalah jenis-jenis emosi positif.

Dengan terbentuknya secure attachment, maka akan memunculkan berbagai perasaan positif pada anak, diantaranya perasaan disayang dan dicintai tanpa syarat, perasaan diterima apa adanya, perasaaan diperhatikan, dan perasaan dihargai.

Sebaliknya, bila tidak terpenuhi maka akan mengalami masalah berupa konsep diri yang rendah, sensitive, mudah sedih mudah marah, penakut atau pencemas, masalah perilaku membully atau korban bully, perusak, cengeng, suka menyendiri. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry