SURABAYA | duta.co – Sabtu (16/11/2019), sejumlah tokoh masyarakat dan takmir Masjid Ababil ASTRANAWA menggelar ‘rapat darurat’. Penting! Karena Masjid Ababil paska eksekusi ASTRANAWA, tidak bisa dipakai, dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Sementara banyak amanah yang harus diemban.
“Pertama, kita harus taat hukum, karena Masjid Ababil itu berada satu kompleks dengan ASTRANAWA, sehingga harus dikosongkan. Kedua, bagaimana kelanjutan Masjid Ababil? Ini harus segera dilakukan koordinasi dengan para donatur yang telah mengamanahkan amal jariyahnya kepada Takmir,” demikian disampaikan Ketua RW-03, Kelurahan Menanggal, Gayungan, Ir Budi Santoso kepada duta.co, Sabtu (16/11/2019).
Ironisnya, Jumat (15/11) kemarin, terjadi jumatan jejer. Masjid Ababil yang mestinya harus kosong, digunakan jumatan oleh PKB. Sementara, warga Menanggal (jamaah Ababil) memilih mendirikan ‘tenda darurat’.
“Sebelum ada keputusan bersama, kita gelar sekuat tenaga jumatan, sekaligus sebagai media komunikasi. Kita hormati eksekusi pengosongan. Kita bikin tenda darurat. Dan alhamdulillah, jamaahnya banyak, semakin semangat. Kami tidak ada urusan dengan jumatan mereka,” kata Drs Kahfi Suharto, MM, takmir Masjid Ababil kepada duta.co.
Menurut Ustadz Kahfi, kegiatan Masjid Ababil selama ini sangat padat. Bukan hanya jamaah maktubah, tetapi juga kegiatan remaja masjidnya, semarak. Masjid ini menjadi sentral kegiatan warga Menanggal. Dari ngajib kitab, peringatan hari besar Islam sampai kegiatan yang bersifat ke-RW-an, tegasnya.
Ditanya tentang ‘jumatan jejer’, Ustadz Kahfi mengaku tidak masalah. Toh nyatanya alhamdulillah, berlangsung baik-baik. “Kalau jamaah tidak ikut jumatan di Masjid Ababil yang berada di Kompleks ASTRANAWA, itu semata-mata karena menaati proses hukum.”
Yang menarik, ada berita online yang mewartakan jumatan jejer ini. Adalah sabdanews.com. Judulnya: ‘Paska Masjid Ababil Astranawa Dikuasai PKB Jatim, Warga Gayungsari Timur Terpaksa….’ Tetapi, berita itu sudah lenyap. Jika dibuka yang muncul 404 PAGE NOT FOUND. Tetapi, link berita itu masih terlacak melalui google. (mky)
