KERJASAMA : Direktur Utama PT Bank UMKM Jatim, R Soeroso (tengah) bersama Direktur Operasional Ritel Jasindo, Sahata L Tobing (batik) sedang menandatangi surat kerjasama MoU antara Bank Jatim dengan Jasindo di kantor pusat Bank Jatim jl Basuki Rahmat, Surabaya. DUTA/istimewa

 

SURABAYA | duta.co – PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) kian agresif menyasar pasar perbankan, utamanya Bank Pembangunan Daerah (BPD).  Hal ini dilakukan agar target premi sebesar 9 persen hingga 10 persen dari sektor perbankan pada tahun ini bisa tercapai.

Direktur Operasi Ritel PT Jasindo, Sahata L. Tobing mengatakan sebenarnya sejak tahun lalu Jasindo telah berkosentrasi menggarap pasar perbankan. Karena perbankan adalah bisnis yang berkesinambungan dengan resiko yang cukup rendah karena sudah diminimalisir disaat nasabah mengambil kredit.

Pada tahun lalu, kontribusi bisnis perbankan terhadap premi Jasindo masih sangat kecil, hanya sekitar 8 persen  dari total premi sebesar Rp2,4 triliun. Tahun ini ditargetkan naik dikisaran 9 persen hingga 10 persen dari total premi sebesar Rp 6 triliun atau sekitar Rp 600 miliar. Hingga 2018, kontribusi dari bisnis perbankan ditargetkan bisa naik menjadi 20 persen.

“Untuk itulah kami memuruskan untuk bekerjasama dengan BPD Jatim. Sebelumnya Jasindo juga telah melakukan kerjasama dengan BPD lainnya, sepertj BPD DKI, Jabar, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Bangka, NTT dan NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur Kendari,Kalimantan selatan serta Papua,” ungkap Saheta L Tobing.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa  Bank Jatim adalah salah satu perbankan milik pemerintah daerah yang cukup besar dan terbaik di Indonesia. Bahkan jumlah penerimaan dana simpanan dari pihak ketiga menjadi yang terbesar. Dan Jasindo sebagaj salah satu perusahaan asuransi plat merah yang bergerak di banyak penugasan pemerintah seperti sektor pangan dan ternak menilai kerjasama yang dibangjn ini akan saling menguntungkan.

“Karena sama-sama bergerak di sektor ekonomi yang sama, maka kerjasama ini nantinya akan saling menguntungkan  bagj kedua belah pihak. Bisa sama-sama melaksanakan proses bisnis yang bersifat cepat dan sama-sama bisa menciptakan bisnis baru yang bersifat mendukung ketahanan pangan,” tegasnya.

Selain untuk kredit pertanian dan pangan, Jasindo berharap juga bisa mengcover kredit yang lain, seperti kredit properti, multiguna, konsumsi, mikro dan lain sebagainya. Karena dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ditegaskan bahwa perbankan harus melakukan mitigasi menegemen resiko melalui asuransi.

“Kalau uang keluar harus dipastikan uang kembali. Kalau tidak kembali maka NPL akan naik. Kalah NPL naik maka akan dibuat pengawasan pada managemen direksi. Dan itu harus dihindari,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Jatim, R Soeroso mengatakan bahwa sinergi antara BUMD dan BUMN ini akan menjadi kekuatan ekonomj nasional karena keduanya memiliki visi yang sama untuk meningkatkan ekonomi regional dan makro secara nasional.

“Jasindo adalah mitra strategis. Kami berharap nantinya kedua belah pihak bisa saling menghormati dan menunjang bisnis masing-masing. Kalau harapan kami, Jasindo bisa mengcover untuk kredit kendaraan bermotor karena Juni nanti kami akan mulai menyalurkan kredit kendaraan bermotor,” terang Soeroso.

Menurutnya, kredit kendaraan inilah yang saat ini dibutuhkan masyarakat. Tidak hanya mobil dan sepeda motor, tetapi juga truk dan bus. Karena sebagai daerah wisata, Jatim sangat membutuhkannya.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry