Kartika Yuliani, SGz, MPH – Dosen Prodi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan

SEJAK awal 2020, penyebaran Covid-19 yang berasal dari Wuhan (China) dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kondisi tersebut memberikan banyak perubahan di masyarakat baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial di hampir seluruh negara termasuk Indonesia.

Hingga saat ini, kondisi pandemi Covid-19 belum juga tuntas, meskipun banyak upaya telah dilakukan seperti pembatasan mobilisasi dan kegiatan sosial hingga diterapkannya vaksinasi.

Bagi anak usia sekolah hingga pekerja usia produktif, pembatasan sosial yang diterapkan baik melalui school from home (belajar dari rumah) atau work from home (bekerja dari rumah), memberikan dampak perubahan gaya hidup yang cukup signifikan.

Anak usia sekolah dan pekerja yang awalnya dapat beraktivitas di sekolah atau lingkungan kerja terpaksa harus melakukan hampir semua kegiatan di lingkungan rumah. Berdasarkan beberapa studi, perubahan ini ternyata berisiko meningkatkan berat badan anak maupun orang dewasa.

Hal tersebut wajar terjadi, karena berkurangnya aktivitas fisik akibat pembatasan mobilitas dan bertambahnya kegiatan yang bersifat sedentary seperti duduk di meja belajar dan bermain gadget.

Meskipun kondisi pandemi Covid-19 dapat berdampak pada peningkatan berat badan, nyatanya kondisi tersebut juga memberikan dampak positif bagi masyarakat yaitu mulai tingginya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

Info Lebih Lenjut Buka Website Resmi Unusa

Tren olahraga seperti bersepeda dan berjalan kaki di sekitar rumah kini mulai banyak dilakukan oleh para remaja hingga lansia karena memiliki waktu yang lebih banyak di rumah.

Jalan kaki menjadi alternatif olahraga atau aktivitas fisik yang banyak digemari oleh semua kalangan karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya ataupun peralatan khusus. Selain itu, jalan kaki ternyata juga terbukti dapat membantu menurunkan berat badan pada orang yang obesitas atau memiliki berat badan berlebih.

Menurut anjuran dari Kementerian Kesehatan, sebaiknya olahraga dilakukan minimal 150 menit per minggu, sehingga penerapan jalan kaki untuk mencegah peningkatan berat badan ataupun menurunkan berat badan bisa dilakukan dengan menyesuaikan pada anjuran tersebut.

Jika seseorang hanya memiliki waktu luang 3 kali seminggu, maka jalan kaki bisa dilakukan selama minimal 50 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. Namun, bila seseorang dapat meluangkan waktu setiap hari untuk berjalan kaki, sebaiknya jalan kaki tetap dilakukan selama kurang lebih 40 menit atau sebanyak 6000 langkah per hari.

Kebiasaan jalan kaki dapat diterapkan oleh semua kalangan pada saat kapanpun mereka memiliki waktu luang. Namun, untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik, jika jalan kaki dilakukan di tempat umum maka sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum banyak kendaraan beroperasi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memperoleh kualitas udara yang lebih baik.

Jalan kaki juga sebaiknya dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti menghindari tempat yang ramai dan tetap menggunakan masker jika berdekatan dengan kerumunan untuk mencegah penularan Covid-19.

Manfaat kebiasaan jalan kaki secara rutin tidak hanya dapat membantu menurunkan berat badan atau mencegah peningkatan berat badan, namun juga dapat membantu meningkatkan kebugaran fisik seseorang apalagi jika diimbangi dengan kebiasaan konsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang. Oleh karena itu, kebiasaan jalan kaki secara rutin sangat dianjurkan. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry