SURABAYA | duta.co – Memasuki hari ke-9 pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di wilayah Surabaya Raya meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, upaya memutus mata rantai sebaran virus corona disease 2019 (Covid-19) nampaknya belum menggembirakan. Termasuk daerah-daerah lain di Jatim yang tidak melaksanakan PSB

Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim yang juga Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa hari ini kasus yang terkonfirmasi positif di Jatim bertambah 58 kasus. Sehingga secara akumulasi terdapat sebanyak 1.220 kasus positif covid-19 di Jatim.

Rincian penambahan 58 kasus baru yang terkonfirmasi positif covid-19 itu meliputi Kota Batu 1, Kab Lumajang 1, Kab Nganjuk 1, Kab Bangkalan 2, Kab Banyuwangi 1, Kab Madiun 3, Kota Madiun 1, Kota Mojokerto 2, Kab Lamongan 1, Kab Ngawi 5, Kab Malang 2, Kab Jember 1, Kab Bondowoso 1, Kab Kediri 2, Kab Gresik 6, Kab Sidoarjo 11, dan Kota Surabaya 17.

Masih Masif

“Kota Surabaya, Kab Sidoarjo dan Kab Gresik yang memberlakukan PSBB, penambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19 masih tinggi. Kota Madiun hari ini juga sudah masuk zona merah sehingga dari 38 kabupaten/kota di Jatim tinggal Kabupaten Sampang yang belum masuk zona merah (terjangkit). Oleh karena itu saya selalu berpesan bahwa kita memang harus melakukan kesiapsiagaan berganda kewaspadaan di semua lini, ” kata Khofifah Rabu (6/5/2020).

Ditegaskan Khofifah, penyebaran covid-19 ini masih terus berjalan secara massif dan oleh karena itu semua yang menjadi bagian ikut melakukan langkah-langkah preventif. “Kalau langkah preventif ini agak longgar maka penyebaran itu juga menjadi cepat meluas. Kalau preventif ini diperketat maka penyebaran juga akan semakin terbatas,” dalih mantan Mensos RI ini.

Ia juga bersyukur hari ini pasien yang terkonversi negatif (sembuh) bertambah sebanyak 7 orang yakni 2 orang dari Kab Malang, 2 orang dari Kab Mojokerto dan 3 orang dari Kota Surabaya. Namun pihaknya juga berduka karena yang meninggal bertambah 11 orang, yakni 1 dari Kab Bangkalan, 2 dari Kab Malang, 1 dari Kab Sidoarjo, 1 dari Kab Gresik dan 4 dari Kota Surabaya.

“Dari keseluruhan yang terkonfirmasi positif covid-19, sebanyak 883 orang (72,38%) masih dirawat, lalu 205 orang (16,8%) sudah sembuh dan sebanyak 132 orang (10,82%) yang meninggal dunia,” beber gubernur perempuan pertama di Jatim.

Selanjutnya untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan), lanjut Khofifah hari ini bertambah 98 kasus, sehingga secara total menjadi 3.547 kasus. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.171 orang masih diawasi, lalu 1.583 orang sudah tidak diawasi dan sebanyak 345 orang yang meninggal dunia,” beber Gubernur Jatim Khofifah.

Tiga Daerah Belum Memenuhi Harapan

Sementara untuk kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan) hari ini bertambah 206 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 20.607 kasus ODP di Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.086 orang (24,68%) masih dipantau, lalu 15.455 orang sudah tidak dipantau dan sebanyak 67 orang yang meninggal dunia,” jelas Khofifah.

Masih di tempat yang sama, ketua gugus kuratif Satgas Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi  menambahkan bahwa berdasarkan grafis kajian epidemiologis pelaksanaan PSBB di tiga daerah itu belum memenui harapan, karena jumlah kasus yang terkonfirmasi positif tetap naik tapi melandai, sehingga perlu perhatian lebih serius lagi untuk melakukan physical distancing maupun sosial distancing.

Begitu juga dengan kasus PDP, khususnya pasien PDP yang masih dalam perawatan, kata dr Joni juga masih cukup tinggi utamanya di Kota Surabaya. Sedangkan di Sidoarjo dan Gresik cukup bagus karena mulai turun melandai.

Selanjutnya untuk kasus ODP trend di tiga daerah yang melaksanakan PSBB mulai turun. Namun dr Joni meminta supaya tetap waspada dan dilakukan analisis lebih mendalam karena trend PDP masih naik.

“Yang baik itu jika ketiga kategori trendnya turun semua. Tapi yang kita alami yang terkonfirmasi masih naik, PDP naik dan ODP turun. Prinsip penanganan covid-19 itu TTIT yakni tes, treath, isolasi dan tracing, sehingga pshysical distancing, sosial distancing, PHBS, mengggunakan masker harus dijalankan dengan baik,” beber Dirut RSUD dr Soetomo ini.

Kalau dilihat dari gejala awal sebaran di Jatim maka pelaksanaan PSBB ini bisa membuat landai kasus sebaran covid-19. Tapi kalau dicombaian penambahan day per day seluruh Jatim sebenarnya angkanya masih tinggi sehingga muncul asa bisa jadi saat ini adalah puncak kasus covid-19 di Jatim.

“Sesuai teori tidak ada jalan lain kecuali menggunakan teori Hammer And Dance, jadi harus ditutuki supaya disiplin melaksanakan soscial distancing dan physical distancing sehingga bisa turun melandai dan landai terus,” pungkas pria yang sudah 30 tahun praktek menjadi dokter ini. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry