TERUS NAIK: Harga cabai di sejumlah pasar Probolinggo terus merangkak naik menembus harga Rp 60 ribu per kg. (duta.co/dok)

PROBOLINGGO | duta.co – Harga cabai rawit yang menembus kisaran Rp 60 ribu per kilogram, membuat Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo mengelus dada.

Pasalnya, selain meresahkan atas ketersediaan stok cabai yang minim, DKUPP butuh pasokan cabai rawit dari luar. Seperti diketahui, hampir di semua pasar Kota Probolinggo, harga cabai Rawit khususnya berwarna merah melonjak sampai Rp 60 ribu per kilogram. Tak hanya pembeli, pemilik warung juga resah atas laba yang berkurang.

Atas hal itu, jajaran Polresta Probolinggo bersama DKUPP setempat, melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke Pasar Baru berlokasi di jalan Panglima Sudirman. Sidak tersebut menyisir para pedagang cabai Rawit.

Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, pihaknya melakukan sidak lantaran menemukan kecurigaan adanya permainan harga cabai oleh tengkulak, atas tingginya harga saat ini. Ia berharap, agar tengkulak segera menurunkan harga cabai.

“Sidak ini tak lain karena harga cabai yang tinggi, kami curiga ada tengkulak bermain sehingga kami meminta tengkulak turunkan harga,” pungkas Nurrizal.

Sementara itu, Kepala DKUPP Kota Probolinggo, Gatot Wahyudi menjelaskan, jika minimnya stok cabai menjadi penyebab utama harga naik. Pihaknya mengakui, jika saat ini terjadi kekurangan stok cabai, bahkan perlu pasokan dari luar.

“Minimnya stok cabai, kami akui kurang dan berharap pasokan pada Diskoperindag Jatim,” ujar Gatot. Disinggung soal impor pihaknya masih berharap dulu pada DKUPP Jatim, sebelum memutuskan melakukan impor cabai. (afa)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry