Terlihat beberapa truk besar milik PT PMCI masih mengangkut tanah di proyek pembangunan Embung Air Baku di Kabupaten Sumenep. (DUTA.CO/ANDI MULYA)

SURABAYA | duta.co – Kinerja Pokja ULP BBWS Brantas dalam memenangkan satu kontraktor peserta lelang yakni PT Putra Mahardika Cahaya Indo (PT PMCI) di tiga paket lelang patut dipertanyakan.

Pasalnya, dalam waktu bersamaan yakni pada tanggal 13 Januari 2017 panitia lelang menetapkan lelang tiga paket yakni Paket Pembangunan Embung Air Baku Aeng Merah di kabupaten Sumenep, Paket Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sampean Baru di Kabupaten Situbondo, dan Pembangunan Embung Kalipang di Kabupaten Kediri dimenangkan semua oleh PT PMCI.

Kejanggalan atas dipilihnya PT PMCI oleh panitia Pokja ULP BBWS Brantas sangat kentara dimana dalam dokumen penawaran lelang kontraktor tersebut ternyata tidak mempunyai Kemampuan Dasar (KD), Sertifikat ISO 9001 : 2008, dan tidak diregistasi lagi SBU (Sertifikat Badan Usaha) sesuai dengan persyaratan kualifikasi lelang yang telah ditentukan oleh Pokja ULP namun dipaksakan untuk menang dan memenuhi syarat.

Seperti yang diungkapkan Muhaimin Ketua LSM Garis Demokrasi mengungkapkan bahwa tiga paket yang dimenangkan PT PMCI sangat kental dengan kolusi yang dilakukan pihak ULP BBWS Brantas. Itu bisa dibuktikan dengan kualifikasi lelang paket tersebut dimana panitia mewajibkan peserta lelang mempunyai persyaratan mulai dengan kemampuan dasar, sertifikat ISO, dan SBU terbaru yakni diverifikasi pada tahun 2017.

“Faktanya SBU milik PT PMCI terakhir dikeluarkan pada tahun 2016, lalu sertifikat ISO 9001 : 2008 juga tidak dipenuhi oleh pemenang lelang, dan yang terakhir adalah kemampuan dasar dimana kontraktor tidak mempunyai pengalaman kerja yang disyaratkan,” ungkap Muhaimin kepada duta.co, Minggu (22/10/2017) siang.

Muhaimin menjelaskan, berdasarkan Data Perusahaan PT. PMCI di situs resmi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang bisa diakses melalui www.lpjk.net, Data Kualifikasi / Klasifikasi Badan Usaha PT. PMCI untuk Kemampuan Dasar 0 dan pengalaman sejenis kode SI001 pun tidak dapat dibuktikan, ketika diakses tanggal cetak perubahan terakhir 15 November 2016 ternyata diduga tidak memiliki Kemampuan Dasar (KD).

“Bahkan, pengalaman sejenis kode SI001 pun masih kosong. Persyaratan dalam dokumen lelang ketiga paket yang dimenangkan oleh PT. PMCI diduga bertolak belakang dengan data – data yang tercantum di situs LPJK.net.,” tegasnya.

Selain itu, tambah Muhaimin, dalam kualifikasi yang disyaratkan perusahaan non kecil memiliki kemampuan dasar dengan kompleksitas sama dalam 10 tahun terakhir serta kebutuhan personil yakni Sertifikat Kemampuan Ahli (SKA) dimana SKA utama, SKA Madia, dalam tiga dokumen lelang diwaktu yang sama pula.

“Yang jadi pertanyan adalah apakah tenaga – tenaga ahli tersebut dengan SKA utama, SKA madia seandainya dihadirkan di waktu yang bersamaan di tiga paket lelang tersebut juga bisa hadir dalam klarifikasi lelang?,” ucapnya.

Menurutnya, Pokja ULP BBWS Brantas diduga saat melakukan evaluasi terkait kebenaran dokumen lelang calon pemenang tidak dilakukan sesuai prosedur mulai dari kepemilikan dan ketersediaan alat, sisa kemampuan paket, profil tenaga ahli, Kemampuan Dasar, serta pada pengujian kebenaran dokumen  pendukung lainya. Tentu saja hal tersebut menimbulkan dugaan adanya perselingkuhan untuk memenangkan rekanan tertentu.

“Indikasinya adalah Pokja ULP BBWS Brantas hanya melakukan pengecekan kebenaran sertifikat tenaga ahli tanpa menguji validasi pengalaman kerja. Proses penilaian kemampuan dasar perusahaan, evaluasi teknis penawaran pada proses lelang pun diduga tidak dilakukan dengan benar,” ujarnya.

Dari penelusuran duta.co disalah satu paket lelang yakni proyek pembangunan Embung Air Baku Aeng Merah di Kabupaten Sumenep dengan nilai paket Rp.8,1 Miliar yang ternyata belum selesai dikerjakan. Padahal sesuai dokumen kontrak awal Oktober sudah harus serah terima awal ke pihak dinas terkait.

Diketahui, pengawasan pengelolaan anggran BBWS Brantas sebenarnya sudah diawasi pula oleh TIM TP4D Kejaksaan Tinggi Jawa Timur karena ada indikasi kolusi yang sudah sinergi, pengawasan pada tahapan-tahapan strategis seperti penyusunan dokumen, evaluasi, dan pengumuman pemenang menjadi samar. (and/zack)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry