Warga Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengecek ban bekas khawatir terdapat genangan air tempat perindukan nyamuk.

PROBOLINGGO I duta.co – Musim hujan tahun ini belum berakhir. Dinkes Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tak kenal lelah mengedukasi warga untuk memberantas sarang nyamuk.

Di musim hujan kali ini, Dinas Kesehatan (Dineks) Kabupaten Probolinggo mengimbau  warga untuk giat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran demam berdarah (DBD).

Bahkan dalam satu rumah harus ada satu anggota keluarga yang menjadi petugas jumantik.

Langkah ini guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Hingga Selasa (19/3/2024), warga yang meninggal akibat DBD mencapai 10 orang di Kabupaten Probolinggo.

Plt Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo menyebut Pemkab Probolingo telah menerapkan strategi penanganan DBD.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo menjelaskan, DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (AA).

Saat musim hujan, banyak genangan air bersih di sekitar perumahan dan perkantoran yang mengundang AA untuk berkembang biak.

“Banyaknya AA dibuktikan dengan peningkatan kasus kesakitan dan kematian akibat Dengue,” kata Tutug, Selasa (19/3/2024).

Sebagai langkah penanganan, tambah Tutug, Pemkab Probolinggo melalui Dinkes menerapkan strategi penanggulangan yang direkomendasikan berupa Gerakan Bersama.

Yaitu Gema Tjantik alias Gerakan Bersama Tebas Jentik, yang dicanangkan Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto pada 2023 lalu.

Lalu, Bersama Untuk Sinergi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sebagaimana Surat Edaran Pj. Sekda pada Maret 2024.

Dinkes mengajak seluruh pihak menjadi bagian paling penting dalam pencegahan dan pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Probolinggo yang kita cintai bersama.

Kabid P2P Dinkes Nina Kartika mengimbau warga mencari dan memberantas tempat perindukan nyamuk di sekitar rumah.

Sementara, Kepala Bidang P2P Dinkes Kabupaten Probolinggo Nina Kartika mengajak warga bersama-sama untuk melakukan PSN.

Dia mengimbau warga mencari dan membuang genangan-genangan air bersih yang berada di sekitar rumah.

Seperti di genangan air kaleng plastik, ban bekas, sampah botol, tandon air di bagian belakang kulkas, talang air atap rumah yang terdapat genangan air, tandon air dispenser, genangan air yang tidak mengalir di pinggir sungai,  atau tempat lain yang menjadi genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Sebab genangan air tersebut menjadi tempat perindukan jentik nyamuk Aedes Aegepty.

Membersihkan lingkungan juga penting. Namun, pembersihan tempat perindukan nyamuk di tempat genangan air bersih juga tak kalah penting menekan penularan DBD.

“Kami harap warga saat ini minimal dalam seminggu sekali memberantas tempat perindukan. Kalau menemukan genangan air yang bersih sekecil apapun, segera dibuang airnya agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk jentik nyamuk,” kata Nina.

Dikatakan, kenapa minimal seminggu sekali, karena jentik nyamuk berkembang biak di dalam genangan pada selama hari. Sehingga perkembangbiakan nyamuk demam berdarah bisa dicegah sedini mungkin.

Nina menambahkan, upaya fogging tidak begitu efektif mencegah penyebaran DBD. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan faktor utamanya adalah jentik nyamuk yang ada di genangan-genangan air alias tempat perindukan.

Maka sebaiknya tidak terlalu menggantungkan kepada fogging.

“Yang paling utama adalah membersihkan genangan-genangan air di tempat-tempat kecil. Jangan lupa cek juga bak mandi. Disorot pakai lampu senter, dan rajin dikuras. Jadi kalau sekiranya ada jentik langsung dikuras dan dibuang airnya,” tambah Nina.

Nah untuk memassifkan gerakan pencegahan demam berdarah, maka pemberantasan sarang nyamuk sangat penting.

“Upayakan dalam satu rumah ada satu anggota keluarga yang berperan menjadi petugas jumantik untuk memberantas tempat perindukan jentik nyamuk,” tukas Nina.

Nyamuk DBD menerang saat pagi dan sore hari. Korban gigitan nyamuk bisa di dalam rumah atau luar rumah. Namun jika dalam rumah kena DBD lebih satu orang, diduga kuat sumber penyakit dari sekitar rumah.

Dari kasus DBD terkini, jumlah kasus banyak terjadi di jalur Pantura Probolinggo dengan cuaca hangat atau panas. Seperti di Gending, Pajarakan, Kraksaan, Paiton. Wilayah dataran tinggi pegunungan malah minim kasus. Hal itu menunjukkan bahwa nyamuk DBD banyak muncul di wilayah dengan cuaca panas.

Atas imbauan Dinkes tersebut, Via, wanita asal Kecamatan Kraksaan, langsung mencari titik genangan air bersih di lingkungan rumahnya. Mulai ban bekas, tandon air dispenser, hingga sampah bungkus makanan dan minuman yang berisi air.

“Kami langsung berburu dan memberantas tempat perindukan nyamuk,” kata dia. afa/**/hul

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry