Keterangan foto youtube

JAKARTA | duta.co – Mayasyak Johan, seorang advokat yang juga mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, memberikan catatan penting terkait laporan polisi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP) kepada Muhammad Said Didu (MSD).

Mayasyak Johan sering mendapat pertanyaan soal tersebut. Apalagi jika dikaitkan dengan konten masalah yang disoal LBP. “Misalnya, secara hukum apakah tayangan di channel Youtube tersebut merupakan produk jurnalistik? Dan apakah MSD telah melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik?,” demikian disampaikan Mayasyak Johan melalui rilisnya yang sampai ke radaksi duta.co, Rabu (20/5/2020).

Ada banyak catatan penting disampaikan Mayasyak. Menurutnya, tayangan wawancara dengan MSD: LUHUT HANYA PIKIRKAN UANG, UANG, DAN UANG adalah produk jurnalistik karena merupakan hasil sebuah wawancara yang dilakukan seorang wartawan.

Wawancara dilakukan oleh seorang wartawan senior  dan bekerja di berbagai media yang kredibel. Majalah Editor, Harian Republika, Radio Trijaya FM, Metro TV, ANTV dan sekarang di FNN. Mungkin timbul pertanyaan, apakah Youtube bisa disebut sebagai produk Jurnalistik?

”Jawabannya itu adalah produk jurnalistik yang sekarang dikenal dengan nama Citizen Journalism (jurnalisme warga),” tegas Mayasyak Johan.

Keberadaan jurnalisme warga ini, jelasnya, sudah diakui dunia. Eksistensi citizen journalism saat ini sudah diakui di seluruh dunia, dan media mainstream  mengadopsi dan memberi ruang. Bahkan banyak karya citizen journalism program khusus di media mainstream baik cetak, online, dan televisi.

Sebagai contoh di kompas.com, Republika Online, dan tempo.co menyediakan ruang tersendiri. Trans TV juga menayangkan sebuah program yang diambil dari konten Youtube. Demikian juga beberapa stasiun tv lainnya.

Bahwa, secara hukum UU Pokok Pers benar belum mengadopsi  citizen journalism  dalam pasal-pasalnya,  namun kita tidak bisa menutup mata,  eksistensi bahkan pengaruhnya sudah diakui di seluruh dunia.

“Hukum memang selalu tertinggal dari realita dan perkembangan di tengah masyarakat. Sudah waktunya hukum mulai mengaturnya karena citizen journalism sudah tidak bisa dihindari lagi sebagai perkembangan dari dunia IT. Apalagi, sebelumnya kita juga  mengenal  profesi freelance journalis (wartawan bebas/paruh waktu) yang eksistensinya diakui di seluruh dunia,” urainya.

Mayasyak juga menyebut beberapa karya mereka mendapatkan penghargaan bergengsi dunia. Salah satu contohnya adalah karya Talal Abu Rahma berupa liputan penembakan di Jalur Gaza, Palestina yang ditayangkan Channel 2, Perancis dan CNN.  Tayangan penembakan pasukan Israel terhadap seorang Bapak yang melindungi anaknya itu menggemparkan dunia. Talal mendapat penghargaan dari Martin Adler Prize pada 19 Nov 1999.

“Saat ini dunia jurnalistik  tengah mengalami shifting. Tidak lagi berbasis kelembagaan, namun sudah mengarah kepada individu. Perkembangan itu tidak lagi bisa dibendung dengan hadirnya kanal Youtube dan situs video berbagi lainnya. Sudah menjadi sebuah keniscayaan,” tegasnya.

Pejabat Harus Siap Menerima Kritik

Mengenai judul tayangan, tulisnya, sebagai jurnalis Hersubeno menjalankan profesinya secara profesional. Luhut Hanya Pikirkan Uang, Uang dan Uang merupakan pernyataan dari Said Didu sebagaimana bisa disaksikan dalam tayangan.

Jika Hersubeno mengubah atau bahkan menghilangkan pernyataan MSD sebagai narasumber maka dia telah melakukan sensorship yang sangat bertentangan dengan prinsip kebebasan pers. “Hubungan antara MSD dengan Hersubeno Arief adalah hubungan profesional antara seorang jurnalis dan nara sumber yang  dilindungi undang-undang,” ujarnya.

Soal apa yang  diucapkan oleh MSD, tambahnya, secara substansial, empirik dan psikologis bukan merupakan penghinaan, juga bukan kebencian atau ingin menyerang kepribadian seseorang, melainkan clear merupakan fakta dimana dalam mengambil keputusan LBP lebih mengedepankan pertimbangan ekonomi ketimbang pendekatan lingkungan atau kesehatan.

“Penilaian pendekatan itu yang dinarasikan dengan Uang dan Uang.  Dengan kata lain istilah Uang dan Uang itu adalah kata lain yang lebih menekankan pendekatan ekonomi. Dalam berbagai keterangan pers yang diberikannya LBP selalu menunjukkan atau mengedepankan bahwa pertimbangan lebih mengutamakan pertimbangan riel ekonomi. Dan itu yang  dibaca dengan Uang, Uang dan Uang oleh MSD,” tegasnya.

Sebagai jurnalis profesional yang  lebih 30 tahun bekerja di berbagai media massa, Hersubeno, menurut Mayasyak, menilai tidak ada nuansa kebencian dalam nada suara MSD. Hersubeno menilai bahwa ini adalah kata ganti dari sebuah pendekatan atas istilahnya agar lebih mudah dipahami publik.

“Karena itu sang pewawancara yaitu Hersubeno tidak melakukan self-cencorship, sebab ini menurut penilaian Hersubeno dan banyak orang ini adalah penilaian dari sudut yang berbeda secara scientific. Tidak ada unsur menyebarkan kebencian apalagi menimbulkan keonaran dari pernyataan MSD karena itu merupakan penilaian terhadap kebijakan seorang pejabat publik yang berdampak luas terhadap masyarakat. Jadi harus dikritisi,” tegasnya lagi.

Sebagai pejabat publik,  kritik Mayasyak, Luhut harus siap dinilai bahkan dikritik publik. “Menjadi aneh bila dia tidak mau dinilai,  sementara dia menilai pernyataan MSD sebagai sebuah penghinaan dan pencemaran nama baik,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry