Prof Dr Muslimin ibrahim, MPd – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

SEMUA dari kita tentu sudah pernah melihat magnet, karena magnet banyak digunakan di dalam keseharian kita. Ibu-ibu memerlukan magnet untuk merekat hiasan pada kulkas di rumah, ujung gunting diberi kekuatan magnet agar mudah digunakan untuk mencari dan mengambil jarum ketika akan digunakan untuk menjahit.

Magnet punya keunggulan yang berbeda dari besi atau logam lain yaitu kekuatan pada kutub-kutubnya. Magnet dan juga besi serta logam-logam lain tersusun atas elemen-elemen kecil. Perbedaannya, elemen pada magnet tersusun berbaris rapih satu arah, “Bersatu” sementara pada besi dan logam lainnya tidak demikian.

Susunannya tidak beraturan. Magnet mengajarkan kepada kita bahwa persatuan elemen-elemen penyusun magnet telah menimbulkan kekuatan pada magnet yang disebut kutub. Demikian pula halnya kita manusia, selama kita Bersatu, seirama, setujuan, pasti kekuatan akan dicapai.

Besi yang tidak memiliki kekuatan seperti magnet dapat diubah jika kita menggerakkan magnet di atas batang besi ke satu arah secara berulang-ulang. Itulah yang dinamakan induksi. Jika sudah dilakukan, besi akan berubah menjadi magnet, elemen-elemen penyusunannya sudah searah dan kini besi tersebut telah memiliki kekuatan pada kutubnya. Jadi persatuan di kalangan kita manusia juga dapat dibangun jika kita saling menginduksi, saling mengarahkan.

Selain memodelkan lewat magnet, Allah SWT. yang maha pemurah juga menekankan di dalam di dalam kitab sucinya QS 3:105 yang artinya: “Dan berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Di dalam HR Al Bukhari dan Muslim dari Abi Musa dari Nabi saw., beliau bersabda, “Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya. ”Dan beliau menyilangkan jari-jarinya. Menurut imam Ibnu Battal, hadis tersebut tidak hanya menunjukkan tentang pentingnya saling persatuan dan tolong menolong dalam urusan akhirat, tetapi juga dalam urusan dunia yang diperbolehkan. Di dalam hadis tersebut Rasulullah saw. menggambarkan suatu persatuan itu dengan menyilangkan jari-jari kedua tangannya yang saling menggenggam satu dengan lainnya.

Magnet juga memberi pelajaran lain melalui sifat kutub-kutubnya. Magnet memiliki dua macam kutub, yaitu hutub utara dan selatan. Sudah menjadi hukum alam (sunnatullah) bahwa kutub utara akan tarik menarik dengan kutub selatan, sementara kutub yang senama akan selalu tolak menolak. Manusia juga demikian pria tentu tertarik kepada lawan jenis, wanita dan sebaliknya. Kalau ada kelainan pria tertarik pada pria lain, sekali lagi itu adalah kelainan yang harus disembuhkan karena bertentangan dengan hukum tadi.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Tidak malah dibela atas nama hak azasi manusia. LGBT yang dibela Sebagian orang sudah ada sejak zaman Nabi Luth As. Allah berfirman: “Sungguh kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesame laki-laki bukan kepada perempuan. Kamu merupakan kaum yang melampaui batas” (QS. al-A’raaf: 81). Allah menurunkan azab atas mereka.

Karena di dalam hadis lain riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw. mengatakan bahwa Allah swt. akan menolong hamba Nya, selama ia mau menolong saudaranya. Selain itu, Rasulullah saw. juga pernah menggambarkan bahwa orang-orang mukmin itu seperti satu tubuh, yang jika salah satu anggotanya sakit, maka anggota tubuh lainnya akan ikut merasakannya.

Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Kamu melihat orang-orang mukmin di dalam saling berkasih sayang, mencintai, dan bersimpatnya seperti tubuh. Jika (sebagian) anggotanya sakit, maka sebagian tubuh lainnya akan tertatih-tatih (ikut merasakannya) sebab tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi menegaskan bahwa hadis tersebut sangat jelas menunjukkan tentang besarnya hak sebagian mukmin kepada sebagian lainnya, serta motivasi kepada mereka akan pentinya saling berkasih sayang, berempati, dan bahu membahu tidak di dalam dosa dan hal-hal yang tidak patut. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry