Kondisi dua kelas SMPN2 Kebomas usai atapnya ambruk karena tidak kuat menahan beban (ft.duta: agus)
GRESIK | duta.co – Dua bangunan kelas di SMPN2 Kebomas Kecamatan Kebomas Gresik atapnya ambruk. Fisik atap yang terbuat dari besi ringan (galvalum) tidak mampu menahan beratnya genteng yang meresap air hingga beban bertambah berat yang menjadi penyebab runtuhnya atap. Akibatnya dua siswi mengalami luka ringan namun keduannya masih bisa mengikuti belajar mengajar kembali.
Kejadian ambruknya atap tersebut diketahui pada pagi pukul 06:20 dan beruntung kelas masih sepi hanya ada siswa yang kebetulan piket. Dua bangunan tersebut adalah ruang kelas VII-E dan kelas VII-E di mana atap dibangun pada tiga tahun lalu. Kejadian tersebut oleh pihak sekolah telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik untuk koordinasi lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama dua anggota Polsek Kebomas mendatangi lokasi  di Jalan Raya Bengawan Solo, Randuagung, Kecamatan Kebomas.
“Kami hanya mengecek adanya korban dari ambruknya atap kelas. Ada dua siswi namun tidak parah hanya lecet dan sekarang sudah mengikuti proses belajar kembali,” terang Aipda M.Said Kanit Laka Polsek Kebomas, Selasa 28/11/2017.
Sementara itu, Sholeh kepala urusan (Kaur) Humas SMPN 2 Kebomas, membenarkan adanya dua siswi yang menjadi korban. Kejadian tersebut juga telah diserahkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik untuk ditindak lanjuti. Sementara dua siswi tersebut adalah Atita kelas VII-E dan Devi siswi kelas VII-F.
“Kata kepala sekolah semuanya sudah ditangani Dinas Pendidikan, untuk korban dipastikan dua siswi Atita dan Devi. Keduannya kebetulan sedang piket kebersihan kelas, untuk siswa lainnya tidak terjadi apa-apa kebetulan kelas lagi sepi,” tukas Sholeh saat ditemui di sekolahan.
Salah satu wali murid kelas VII-B mengatakan,  setelah melihat kondisi konstruksinya, atap tersebut memang sangat minim. Ia mengatakan pada kerangka atap tersebut tidak terlihat balok penyangga sebagai kekuatannya. Idealnya, jika tidak dengan balok beton, mestinya ada besi murni yang menyangga (besi Canal C).
“Kalau melihat konstruksinya sangat lemah, terlihat hanya galvalum saja, sedangkan genteng yang dipakai pun menyerap dan menyimpan air yang menambah beban berat. Otomatis galvalum tidak kuat menyangganya, harusnya atap juga galvalum atau genteng keramik yang tidak menyerap air, terpenting kuda-kuda dari cor atau besi. Itu kan tidak ada sama sekali,” urainya dan enggan dikorankan namanya.
Sementara kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Mahin memerintahkan Kabid  Sarana dan Prasarana untuk menginfentarisir kembali semua ruang kelas pada sekolah Negeri yang berpotensi rusak. Hal ini dilakukan agar anggaran untuk 2018 bisa tersalur dengan benar. Sedangkan untuk peristiwa SMPN2 Kebomas masih dalam mengumpulkan data dari pihak sekolah dan akan di laporkan ke Bupati.
“Sementara kami masih mengumpulkan data dan nanti akan kami serahkan ke Bupati, sebab berhubungan dengan kewenangan anggaran dana tidak terduga. Sementara pihak sekolah kami perintahkan untuk memberi ruang sementara sebagai ganti ruang tersebut. Bisa di ruang labolatorium atau ruang lain yang tidak mengganggu belajar mengajar siswa,” pungkas Mahin. (gus /sal)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry