Baliho Usman dan Gus Muhdlor (FT/detik.com)

SIDOARJO | duta.co – Mulai panas! Jagat politik Sidoarjo sudah menghangat. Maklum, Pilkada tinggal hitungan bulan. Kalau tidak ada aral melintang, November 2024 terjadi perebutan kursi Bupati atau W-1 di Kota Udang ini.

Wartawan senior Sidoarjo, Hadi Suyitno,  juga sudah otak-atik calon. Judul opininya keren! ‘Surprise Abah Usman di Awal Romadhon’.

“Sebenarnya masih terlalu pagi tapi bolehlah kalau untuk tes ombak. Sabtu dini hari puluhan Baliho Abah Usman tersebar di lokasi strategis di kota Sidoarjo. Ada Apa dengan Abah?,” begitu dia mengawali tulisannya.

Cak Hadi, demikian akrab dipanggil, menilai, rupanya Ketua DPRD Sidoarjo ini memberi sinyal kepada publik Sidoarjo bahwa dirinya akan running Pilkada 2024. “Sungguh ini surprise di awal ramadhan. Ketika yang lain masih tidur, Abah Usman sudah berdiri tegak,” tegasnya.

“Abah Usman seolah tak ingin main2 untuk menunjukkan sikap politiknya di Pilkada. Keputusan akan tergantung tes ombak, bila sinyal dari PKB jelas mengarah rekomendasi, maka saya (Cak Hadi red) bisa pastikan Abah Usman akan masuk dalam pertempuran itu,” tambahnya dalam tulisan itu.

Selebihnya, Cak Hadi memuji habis sosok Abah Usman. Katanya, ia memiliki jam terbang tinggi dan ikut andil membidani lahirnya PKB di Sidoarjo adalah riwayat politik yang cukup untuk modal maju pilkada. Loyalitas dan dedikasi terhadap partainya, PKB tak perlu diragukan.

Bahkan taglinennya ikut dipromosikan. “Membaca tagline posternya “Sidoarjo Bangkit, berkelanjutan” Tampaknya mudah dibaca Abah Usman akan melanjutkan visi misi Bupati sekarang, Gus Muhdlor. Apakah ini isyarat Gus Muhdlor tidak maju lewat PKB ataukah Gus Muhdlor memilih jalur partai di luar PKB untuk ikut Pilkada?,”  demikian Cak Hadi melempar tanya.

Pendulum Pilkada

Pertanyaan berikutnya: Beranikah PKB lepas dari Bumi Sholawat? Nanang Haromain, founder Institute of Research and Development Public (IRDP) mengatakan, bahwa fenomena memanasnya situasi politik menjelang Pilkada Sidoarjo 2024 yang berkembang belakangan, mesti diletakkan dalam konteks serba ketidakpastian.

“Belum sepenuhnya tuntas. Mulai poros koalisi hingga pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) masih serba dinamis, dan mengandung sejuta misteri yang tak bisa ditafsir dengan mudah,” kata Nanang Haromain saat ditemui awak media dikantornya, Rabu (13/03/2024).

Menurut Nanang, peta politik di Kabupaten Sidoarjo berubah dengan cepat. Misalnya, tidak ada yang menyangka kalau keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Sholawat bisa merapat ke pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 02 Prabowo-Gibran, rela meninggalkan jago PKB, Muhaimin Iskandar yang maju sebagai Cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan.

Padahal semua orang tahu, kalau keluarga besar Ponpes Bumi Sholawat adalah pendukung utama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan pendulum besar Pilkada Sidoarjo . Gus Muhdlor (GM) ketika maju di Pilkada Sidoarjo 2020 kemarin juga mendapatkan rekomendasi dari PKB,

Kabarnya, “PKB sebagai partai pemenang di 4 Pilkada (Sidoarjo, red) terakhir, hari ini sudah memastikan tidak akan memberi rekom kembali ke Gus Muhdlor,” demikian Komisiner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo periode 2014-2019 sebagaimana diunggah radarjatim.id.

Beranikah PKB meninggalkan Bumi Sholawat? Pertanyaan sulit, sesulit menentukan Calon Gubernur di Pilkada Jawa Timur. Pertama, PKB sebagai pemenang memiliki ‘kewajiban’ maju sendiri. Sementara kader handalnya pindah haluan. Gus Muhdlor sudah merapat ke kubu Prabowo-Gibran searah dengan jalan politik Gubernur Khofifah.

Padahal, semua mafhum, Sidoarjo adalah bagian dari pundi-pundi PKB. Kalau sampai kursi Bupati lepas, bisa dibayangkan bagaimana nasib PKB di Sidoarjo lima tahun mendatang.

Kedua, harus diakui, Bumi Sholawat adalah kekuatan ‘politik’ tersendiri di Sidoarjo. Sangat menentukan soal sosok Bupati Sidoarjo. Apalagi kalau ‘urusan KPK’ Gus Muhdlor selesai, adalah wajib baginya untuk meneruskan dua periode. Di sini, PKB berada dalam posisi sulit, happy ending atau justru sebaliknya?

Ketiga, kalau benar PKB berani meninggalkan Bumi Sholawat, masih banyak tiket politik bagi Gus Muhdlor menuju W-1 untuk kedua kalinya. Ada parpol yang telah berbaris rapi, yang selama ini mendukung Prabowo-Gibran. Ini bisa disponsori Partai Gerindra dengan mengusung W-2.

“Kuncinya OTT KPK. Kalau Gus Muhdlor lolos, maka, dia paling layak untuk memimpin kembali Sidoarjo yang, mulai tertata dengan baik,” demikian Waluyo S. salah seorang warga di Krian, Sidoarjo kepada duta.co, Sabtu (16/3/24). (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry