SURABAYA | duta.co  – Pakar Komunikasi yang juga Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menjalani Sidang Terbuka Doktor di ruang Adi Sukadana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga, Kamis (7/9). Yang menarik Gubernur Jatim Soekarwo menjadi penguji. Dan sidang ini jauh dari unsur tegang justru penuh gelak tawa.

Suko yang terlihat tegang dibawa dengan jelas oleh Pakde Karwo panggilan akrab Soekarwo. “Saya lihat Pak Suko ini manusia biasa. Terlihat tegang dan grogi. Tidak seperti biasanya,” kata Pakde Karwo.

Pakde nampaknya bisa mencairkan  suasana. “Saya mau menanyakan sesuai Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, TVRI tidak boleh komersil. Tapi mereka tidak bisa siaran kalau tidak ada iklan. Akhirnya mereka mengambil iklan secara diam-diam. Melanggar secara diam-diam. Lalu solusi apa yang sebaiknya diterapkan,” tanya Pakde Karwo.

Suko pun menjawab diplomatis. “Aturan pemerintah itu tidak jelas, sehingga TVRI melanggar dengan mengambil iklan secara diam-diam,” jawab Suko.

Pakde pun tertawa. “Terlihat Pak Suko sangat idealis,” kata Pakde disambut tawa yang hadir.

Suasana semakin mencair ketika Prof Effendy Ghazali, Ph.D fiberi kesempatan untuk menguji. “11 tahun lalu Pak Suko mendampingi saya ketika saya ujian doktor. Tapi kok lama sekali waktunya ya, 11 tahun,” ungkap Effendi.

Effendy menanyakan terkait disertasi Suko yang berjudul Kolonisasi Ruang Publik dalam Penyiaran Publik di Indonesia, Studi Kasus Penyiaran Publik Lokal Jawa Timur (TVRI Jatim dan ATV batu). “Ruang publik sudah digantikan media sosial yang tanpa batas ruang dan waktu. Apakah masih penting mempertahankan ruang publik itu?” tanya Effendi.

Suko pun menjawab dengan dana candaan. “Memang sata ini peredaran handphone di Indonesia sudah mencapai 112 persen. Kalau penduduk Indonesia 250 juta berarti ponsel yang beredar mencapai 310 juta. Satu dosen Unair apalagi dekan punya tiga handphone, satu buat kantor, satu buat keluarga dan satu lagi buat keluarga yang lain lagi,” jelas Suko yang disambut tepuk tangan para undangan dan penguji serta penyanggah.

Bukan hanya suasana penuh canda, sidang terbuka ini juga dipenuhi rasa haru manakala Suko teringat temannya seniman Prio Aljabbar. Almarhum nampaknya mempengaruhi Suko untuk bisa meraih gelar yang tinggi di bidang akademik agar bisa pro pada rakyat. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry