PILKADA : Rahmat Mahmudi selaku Direktur Pusat Studi Administrasi Publik (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Suhu politik di Kabupaten Kediri mulai memanas seiring dengan kabar akan berpasangannya Hanindhito Himawan Pramana dengan Dewi Maria Ulfa. Dua sosok anak muda ini, dikabarkan akan diusung PDI Perjuangan dan PKB, selain didukung sejumlah partai besar lainnya. Rahmat Mahmudi selaku Direktur Pusat Studi Administrasi Publik, mengamati ada beberapa kejanggalan terkait pasangan ini.

“Pertama, sampai sekarang belum ada  baliho maupun media sosial yang memperlihatkan pasangan Dhito – Dewi disandingkan bersama,” ungkapnya. Memang dalam pengamatan, Dhito yang merupakan anak sulung Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung Prabowo dan Dewi yang dikenal dekat dengan Ketua Umum PP Fatayat NU, Anggia Ermarini belum pernah terlihat tampil bersama.

“Kedua, ada informasi bahwa SK rekom yang dikeluarkan oleh parpol untuk Dhito dan Dewi dibuat terpisah. Ini tidak lazim,” lanjutnya. “Mengamati dua hal itu, pasangan Dhito dan Dewi ini menurut prediksi saya belum fixed. Itu lebih merupakan test the water, lebih untuk melihat bagaimana respon publik dalam hal ini dukungan NU. Bila ternyata NU kurang welcome, atau bahkan ada indikasi menolak, maka posisi Dewi sangat mungkin berubah,” lanjut Rahmat.

“Ketiga, yang paham NU mesti bertanya kenapa Dewi yang dipilih ? Sedangkan dia notabene hanya Ketua Fatayat yang belum diketahui kiprahnya dan baru saja dilantik” tanya Rahmat Mahmudi. Diketahui bersama, masih banyak sosok muda NU yang dianggap lebih mampu terjun dalam dunia politik dan telah teruji dalam menjalankan roda organisasi. Rahmat menyebut nama Dra. Hj. Mudawamah, M.Pd.I, merupakan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Kediri.

“Bila ingin pasangan yang kuat, harusnya lebih memilih Ibu Mudawamah selaku Ketua Muslimat dibanding Ketua Fatayat. Justru disini yang menarik. Sangat mungkin ini bagian dari strategi jangka panjang yang sudah terencana matang,” tuturnya. Dia pun menjelaskan, lebih dipilihnya Dewi ketimbang Mudawamah secara analisa itu dimungkinkan untuk memuluskan langkah Dhito untuk periode berikutnya. Dimana bila menggandeng Ketua Muslimat, maka dikhawatirkan akan meningkatkan elektabilitas Mudawamah dan pada periode berikutnya untuk maju sendiri sebagai Cabup.

“Maka, jika dirasa cukup bergandengan dengan Dewi sudah bisa meraih kemenangan, maka tidak perlu menggandeng Ibu Mudawamah yang bisa mengganggu rencana jangka panjang. Ini hanya prediksi saya dalam analisa politik,” kata Ketua Gerakan Rakyat Menuju Kediri Lebih Baik ini. “Terkait adanya istilah tiket gratis untuk NU (sebagai Cawabup), tentu bukan hal baru, sebagaimana diketahui bersama selama 20 tahun ini, paduan Merah dan Hijau sudah menjadi rumus pakem Pilbup Kediri, jika ingin menang,” tegasnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry