Dua petugas sedang melakukan pengeringan gabah dimesin pengering. (FT/SAD)

TUBAN | duta.co – Adanya sistem resi gudang di Kabupaten Tuban, ternyata belum difungsikan secara maksimal oleh para petani. Gudang yang berfungsi sebagai tempat penitipan hasil pertanian tersebut dapat digunakan petani dan kelompok tani untuk menjadi solusi saat harga hasil pertanan jatuh di musim panen.

Kepala Dinas Koperasi perindustrian dan perdagangan, Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, saat melakukan monitoring pemanfaatan resi gudang di Jlan Raya Tuban-Babat, Desa Gesing,  Kecamatan Semanding, Kabupten Tuban, menyampaikan gedung yang mampu menampung 1.500 ton ini ternyata baru dimanfaatkan sejumlah kelompok  tani dari beberapa  saja

“Kalau selama ini pemanfaatan gudang baru sekitar 50% dari kapasitas yang ada, dari jumlah kapasitas yang semestinya mampu menampung 1.500 ton,” jelasnya.

Dari pantauan duta.co gudang yang baru memiliki dua mesin pengering dengan kapasitas 10 ton perhari tersebut, tidak terlalu banyak menampung gabah dan sebagian tempat penyimpanan terlihat masih kosong melompong.

Mantan Kabag Humas Pemkab Tuban ini berharap petani dapat memanfaatkan sistem resi gudang karena manfaatnya cukup besar bagi petani, dengan sistem tersebut petani dapat menitipkan gabahnya secara gratis, kerena sudah disupsidi oleh pemerintah. Kemudian petani memperoleh pinjaman maksimal 70 persen dari nilai gabah yang dititipkan, dengan bunga 0,05 persen per bulan.

Dan saat nilai jual harga gabah  tinggi petani dapat menjualnya, dan petani dapat memperoleh pengembalian dari hasil penjualan gabah.

“Saya kira ini sangat menguntungkan para petani, karena system resi ini gabah hanya dititipkan di sini, dan jika harga tinggi petani bisa menjaulnya. Di sini dititipkan tukarkan resinya di bank, petani masih dapat pengembalian, sayangnya tidak semua petani seperti itu, banyak yang langsung dijual karena ongkos produksi pertanian mereka kebanyakan berhutang,“ ucapnya

Mantan camat Montong, Tuban ini mengeluhkan minimnya pemanfaatan juga kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dan kelomok tani, untuk itu dalam rangka meningkatkan pemanfaatan system resi untuk kepentingan petani, Agus akan menggandeng dinas pertanian untuk melkaukan sosialisasi kepada kelompok kelompok tani di Tuban.

“Kami akan sosialisasikan lagi, ini penting untuk diketahui masyarakat luas,” katanya.

Sementara itu, pengelola gudang Resi gudang Tuban, PT Pertani, menjelaskan, jika minimnya pemanfaatan resi saat ini dikarenakan harga gabah yang sudah cukup baik, sehingga petani enggan menitipkan gabah mereka ke gudang resi.

“Saat ini harga gabah di atas Rp5000 perkilo, ini membuat kelompok langsung menjual gabah mereka,” kata Ana Cahyani.

Terkait pemanfaatan selama ini hanya didominasi para tengkulak, Ana menjamin hal itu tidak ada, jika selama ini ada perorangan yang menitipkan hasil pertanian ke gudang resi, mereka adalah anggota kelompok yang menjaminkan dirinya agar kemompok lebih mudah dalam proses administrasi perbankan.

“Ada kriterianya untuk menyimpan di gudang, mereka harus kelompok atau gabungan kelompok, jika perorangan mereka adalah anggota kelompok,” papar Ana. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry