Oleh: Subadianto*

Rakyat kini, baik di Indonesia secara khusus maupun di seluruh dunia secara umum, sedang menunggu-nunggu lahir dan tampilnya generasi baru. Ya, generasi baru dengan karakteristik khusus dan istimewa, yang diharap membawa ruh baru, orientasi baru, komitmen baru, dan peran kepemimpinan baru, bagi rakyat yang telah demikian lelah oleh beragam perbedaan yang membingungkan, berbagai perselisihan yang merancukan, dan beraneka ragam perpecahan, serta pertikaian yang meluluhlantakkan sendi-sendi kekuatan, persaudaraan, dan persatuan!

Maka yang sedang dibutuhkan oleh rakyat saat ini, adalah generasi pengemban amanah yang mampu menampilkan nilai nan indah lagi menawan. Dan itu hanya terwujud jika kepemimpinan ditunaikan benar-benar dengan hikmah, yakni dengan ilmu yang dipadu rasa, dan dengan bijak yang penuh sikap tanggung jawab!

Jalan dan garis kepemimpinan yang harus dipilih dan dilalui oleh generasi pembaharu adalah dengan saling mengakui, mentoleransi dan menghargai. Bukan saling menolak, menafikan dan mentabiri. Saling mendukung, bukan saling memasung. Saling mengindahkan, bukan saling memburukkan. Saling memberi kemanfaatan, bukan saling memadharatkan. Saling menguatkan, bukan saling melemahkan. Saling memudahkan, bukan saling menyulitkan. Saling memotivasi dan menyemangati, bukan saling membuat lari. Saling mengasihi, merahmati dan menasehati, bukan saling mendendam mendengki, mencaci maki dan menyakiti. Saling memikat, mendekat dan merapat, bukan saling “memecat”, atau saling menghujat dan melaknat.

Jadi, intinya, garis, jalan dan komitmen “generasi ruh baru” adalah memimpin dengan hikmah, yakni berdakwah secara mencerahkan bukan membingungkan, menyejukkan bukan menyesakkan, dan menyatukan bukan mencerai beraikan!

*Ketua DPD PKS Kab. Trenggalek
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry