KEDIRI|duta.co – Arogan, demikian ucapan Khoirul Anam ditujukan kepada Kabag Ops Polres Kediri, Kompol Didik Warsianto saat aksi Aliansi Relawan Pemenangan Bumbung Kosong (ARPBK) Kabupaten Kediri di pintu masuk Gedung Bhagawanta Bhari, Kamis (03/12). Padahal dirinya berniat menginggatkan agar jaga jarak dan tidak mendekat Rahmat Mahmudi yang saat itu sedang berorasi. Namun justru tubuhnya didorong disertai ucapan ‘nyapo kowe’.
Aksi ini sebenarnya sejak awal berjalan damai, diawali dari Depan Terminal Simpang Lima Gumul (SLG) kemudian bergeser ke Kantor KPU Kabupaten Kediri. Anggota keamanan gabungan yang diterjunkan dari Polres Kediri, Satpol PP dan Kodim 0809, bahkan terlihat lebih banyak dari jumlah peserta aksi yang tidak lebih dari 100 orang. Hingga kemudian diwarnai insiden dorongan kepada Khoriul Anam, salah satu peserta aksi.
“Kabag Ops saya anggap berlebihan dan arogan. Seolah – olah dia maju mau berbuat sesuatu kepada Pak Rahmat saat beliau orasi. Lalu saya senggol tangan kirinya. Sambil saya ucapkan, Polisi tolong mundur. Terus malah saya didorong dan usai kejadian tersebut dia juga tidak ada niatan untuk meminta maaf,” ucapnya dikonfirmasi usai aksi.
Dijelaskan Khoirul Anam, bahwa dirinya sebenarnya reflek saat melihat Kompol Didik mendekati Rahmat Mahmudi, selain saat ini dalam masa pandemi. “Harusnya jaga jarak, lagi pula pihak polisi kan sudah diberitahu soal acara itu. Lalu saat mereka minta keterangan dan tentunya saya jelaskan sesuai isi surat. Terus apa salah saya hanya dengan ucapan mohon mundur, kok malah mendapatkan perlakuan seperti itu. Silahkan dilihat pada tayangan facebook karena acara tadi disiarkan secara live streamming,” imbuhnya.
Yang juga disesalkan Khoirul Anam, pasca kejadian tidak ada niatan baik dari Kabag Ops untuk meminta maaf atas kejadian ini. “Saya pasrah saja, biar pimpinan Polri yang memberikan tindakan. Jika mau dilaporkan, tentunya semua pihak bisa melihat isi rekaman. Jadi ya tidak usah laporan pasti pimpinannya tahu,” tegasnya. (nng)
