LAMONGAN | duta.co – Sempat menjalani hukuman penjara selama 3 tahun, seorang narapidana teroris Herman alias Abu Difa akhirnya bebas murni dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan, pada Rabu (03/4).
Sebelumnya, Abu Difa terlibat dalam kasus bom bunuh diri gereja Katedral Makassar pada Maret 2021 sebagai salah satu driver atau sopir. Ia ditahan sejak April 2021 di Rutan Cikeas sebelum dipindahkan ke Lapas Lamongan atas rekomendasi Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kemenkumham pada April 2023.
Kalapas Lamongan Mahrus Ali mengatakan, narapidana teroris atas Herman alias Abu Difa dipindah di Lapas Lamongan menjalani hukuman 1 Tahun
“Dipindah dan menjalani hukuman di sini (Lapas Lamongan) selama satu tahun, terkait kasus Bom Bali sebagai driver,” kata Mahrus.
Namun, ketika ditanya lebih dalam mengenai keterlibatannya dalam kasus bom bunuh diri gereja Katedral Makasar . Mahrus hanya menyebut bahwa Abu Difa adalah satu tersangka baru dari hasil pengembangan.
“Dari kebebasan Abu Difa, saat ini tidak ada lagi tahanan napi teroris di Lapas Lamongan,” ungkapnya.
Meski demikian, Mahrus juga menyebut bahwa dalam waktu dekat ini direncanakan ada dua napi pindahan masuk ke Lapas Lamongan.
Sementara itu, Abu Difa menyatakan keinginannya untuk pulang dan fokus pada keluarga. Ia berencana menemui empat anak dan keluarga besarnya.
“Rencananya pulang kampung, berkumpul dengan keluarga. Tentang pekerjaan, belum tahu, belum ada gambaran. Tergantung rezeki, Allah akan memberikan apa yang dia berikan. Yang jelas sekarang fokus pada keluarga dulu,” ujarnya.
Diketahui, Herman alias Abu Difa merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah ( JAD ) Makassar . Ia ditangkap Densus AT 88 pada April 2021 di gudang perusahaan Kosmetik Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Saat itu Herman alias Abu Difa ditangkap bersamaan dengan 55 terduga teroris lainnya. Mereka ditangkap karena terkait aksi bom bunuh diri di gereja Katedral. (ard)
