Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, Bambang Agus Susetyo. DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Penunjukan bos Gojek, Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI menuai pro dan kontra. Nadiem dianggap tidak memiliki kompetensi di dunia pendidikan.

Karena pendidikan ini menyangkut masa depan anak bangsa yang jumlahnya jutaan dari Sabang hingga Merauke. Seharusnya Mendikbud  bisa menguasai dunia pendidikan ini secara lebih mendalam.

Tapi ada sebagian orang lagi, beranggapan kehadiran Nadiem di dunia pendidikan diharapkan bisa membawa sebuah dampak positif.

Kepiawaian Nadiem dalam bidang teknologi informasi, diharapkan bisa memberikan perubahan yang baik dan signifikan.

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, Bambang Agus Susetyo mengatakan Mendikbud yang seorang ahli TI, diharapkan bisa membenahi sistem zonasi yang sudah dirintis Mendikbud sebelumnya.

Sistem zonasi, kata Bambang tidak boleh dihapus. Karena itu amanat undang-undang untuk memeratakan sistem pendidikan bagi seluruh anak Indonesia. “Kalau selama ini sistem ini belum sempurna, kami berharap bisa disempurnakan. Misalnya dengan kemampuan teknologi digital yang beliau miliki sistem zonasi bisa disederhanakan dan dipermudah,” ujar Bambang, Rabu (23/10).

Ini kata Bambang memang mendesak untuk dibenahi, karena sebentar lagi sistem zonasi untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB) akan dimulai. “Ya memang masih tahun depan, tapi kan perlu pembenahan sekarang ini. Agar tidak terjadi hal-hal seperti tahun lalu,” tukasnya.

Tidak hanya itu, Bambang mengatakan, komitmen pemerintah untuk melakukan digitalisasi sekolah bisa dipercepat. Karena, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah mulai merintis digitalisasi itu.

Hal itu untuk mengantisipasi revolusi industri 4.0 di mana teknologi informasi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sekolah. Dalam hal ini, Bambang menyarankan agar Rumah Belajar yang dimiliki Kemdikbud dikembangkan.

“Bisa menggunakan konten Rumah Belajar itu untuk menuju kea rah digitalisasi. Karena di era digitalisasi ini, sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi. Misalnya, pembelajaran bisa dengan daring dan sebagainya. Semoga itu bisa dipercepat mengingat Mendikbud yang baru sangat ahli di bidang teknologi,” jelas Bambang.

Nadiem Makarim resmi dilantik menjadi Mendikbud. Dia mengatakan berada di Kemendikbud bukan untuk menjadi guru melainkan murid yang belajar dari nol. “Saya di sini bukan untuk jadi guru, tapi jadi murid. Saya mulai dari nol, saya akan belajar sebanyak-banyaknya,” kata Nadiem.

Hal itu disampaikan Nadiem saat acara serah terima jabatan Mendikbud dari Muhadjir Effendy. Nadiem juga bercerita tentang dirinya yang tak mau dipanggil ‘Pak’ serta tak punya rencana 100 hari.

“Saya suka ditanya ‘Apa rencana 100 hari Pak Nadiem?’. Saya bilang ‘Jangan panggil Pak Nadiem, panggil mas saja’. Kedua, saya tidak ada rencana 100 hari, rencana saya 100 hari untuk duduk dan mendengar, berbicara dengan para pakar yang telah berdampak pada pendidikan,” ucapnya.

Dia juga berharap para pejabat di Kemendikbud, seperti para Dirjen, bisa bersabar karena dia tidak berlatar belakang pendidikan. Dia mengaku bakal menjadi murid yang baik dan cepat belajar. end/bbs

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry