KETERANGAN FOTO PKS.ID

SURABAYA | duta.co  – Barisan Gus dan Santri (BaGusS), mengaku heran dengan semangat PKB yang ingin mengalahkan Khofifah Indar Parawansa dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) November 2024, mendatang. Padahal, semua mafhum, hampir seluruh pemilih PKB adalah warga NU. Dan seluruh warga NU ingin Khofifah menjadi Gubernur Jatim periode kedua.

“Kalau PKB sadar, mengerti dan paham elektoral (pemilih red)-nya, maka, dalam Pilgub Jatim pasti mengusung Bu KIP (Khofifah Indar Parawansa red.). Bukan malah sibuk melawan, sibuk mengalahkan. Kalau tidak mengasung Bu Khofifah, itu ‘kesesatan’ nyata,” tegas Gus Yusuf panggilan akrab Yusuf Hidayat, Sekjend BaGusS kepada duta.co, Sabtu (27/4/24).

Menurut alumni PP Tebuireng Jombang ini, Khofifah itu sudah menjadi harapan seluruh warga Jatim, terlebih nahdliyin. Warga Jawa Timur, ingin memiliki gubernur yang cekatan, cepat turun ke bawah. Bisa mengatasi problem ekonomi wong cilik, kesenjangan dan kemiskinan.

“Aneh kalau PKB tidak mengusungnya. Lalu, siapa yang akan dijagokan? Bukankah terbaru, Bu Khofifah memperoleh penghargaan  Satyalancana dari Kemendagri RI. Ini menandakan kinerjanya  sangat bagus,” terang Gus Yusuf.

Masih menurut lelaki asal Madura ini, Khofifah adalah kader NU tulen. Ia menjadi kebanggan nahdliyin. Mestinya, PKB ikut serta mendukung dan mengusung. “Karena PKB selalu berbeda dengan pilihan mayoritas warga nahdliyin dalam Pilgub Jatim, maka, PKB selalu kalah dan akan kalah lagi dalam Pilgub mendatang,” pungkasnya.

Hal yang sama disampaikan tkoh NU Sidoarjo, H Nur Hadi ST. Menurutnya, manuver PKB melawan Khofifah dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, justru menjadi bahan tertawaan nahdliyin. Apalagi, faktanya PKB tidak pernah dan tidak akan pernah menang di Pilgub Jatim, kalau dia selalu melawan nahdliyin.

“Bu Khofifah bukan hanya didukung elemen nahdliyin Jatim. Di luar nahdliyin, seperti Muhammadiyah, kelompok nasionalis  begitu kuat dukungannya terhadap beliau. Periode pertama menjadi Gubernur Jatim, kemajuan terasa pesat. Pengangguran juga mulai terkikis,” demikian Cak Nur, panggilan akrabnya kepada duta.co.

Menurut Cak Nur, bagi Khofifah tanpa diusung PKB, juga tidak masalah. Tetapi, PKB yang rugi sendiri. “Buktinya Pilgub Jatim tahun lalu, tanpa dukungan PKB, pasangan Khofifah-Emil menang. Padahal, waktu itu, PKB bersama PDIP. Yang diusung pun kader NU (Gus Ipul red.). Jadi, tak masalah, kalau PKB tidak mau mengusung Bu Khofifah, karena yang rugi justru PKB sendiri,” terangnya.

Yang Cerdas PKS

Elite PKB dan PKS sudah bertemu di Jakarta dan sepakat untuk menjalin kolaborasi di Pilkada Serentak. Termasuk Pilgub Jatim. Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai PKB dan Khofifah akan kembali berseberangan jalan di Pilgub Jatim.

Pertemuan dengan PKS adalah sinyal bahwa PKB sudah menyiapkan kader terbaiknya untuk berhadapan dengan Khofifah. “Ini semacam penegasan dari PKB bahwa mereka sebagai partai pemenang di Jatim dan bisa mengusung kader sendiri di Pilgub. Ini sinyal kuat, PKB akan berhadapan dengan Khofifah di Pilgub Jatim 2024,” terang Surokim kepada detikJatim, Jumat (26/4/2024)

Surokim menyebut PKB sebagai partai terbesar di Jatim ingin menunjukkan taringnya di tingkatan pilkada, khususnya pilgub. Hal ini juga semakin menguatkan jika hubungan PKB dan Khofifah tidak baik-baik saja. “Hubungan PKB terutama di elite dengan Khofifah hari ini tidak baik-baik saja. Maka, ini peluang PKB sebagai partai terbesar untuk menurunkan kader terbaiknya di Jatim,” jelasnya.

Masalahnya, mujur atau babak belur? “Yang cerdas, lagi-lagi PKS. Dia berhasil memanfaatkan situasi ini sembari menguatkan penetrasinya di basis nahdliyin. Diakui atau tidak, sekarang mulai banyak warga NU yang lebih memilih PKS ketimbang PKB,” demikian disampaikan kader GP Ansor Surabaya yang kini menjadi politisi PKS Jawa Timur. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry