SEMARANG | duta.co – Duet dua pemimpin Jawa Tengah masih menunjukkan kekompakan dalam berbagi tugas. Terbaru, kedua tokoh penting Jawa Tengah itu klop dalam menangani kasus anak terkonfirmasi positif Covid-19.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, H Taj Yasin Maimoen menyiagakan Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah menjaga stok Plasma Konvalesen sebagai antisipasi kasus Covid-19 anak di Jateng.

Menurutnya, hingga saat ini stok Plasma Konvalesen di Jawa Tengah masih mencukupi jika dibutuhkan. Berdasar catatannya, stok Plasma Konvalesen di Jawa Tengah sampai 26 September 2021 mencapai sekitar 1.109 kantong. Namun, lanjutnya, jika perlu, pihaknya dapat meminta seluruh penyintas Covid-19 agar mendonorkan plasma konvalesen secara sukarela.

“Kita harus berjaga-jaga. Jangan sampai kasusnya tinggi, kebutuhan (Plasma Konvalesen) meningkat, kita kehabisan stok. Kita pelajari yang gelombang kemarin (Juni) itu bagaimana, dan harus kita antisipasi. Kalau perlu Gedor Lakon (Gerakan Donor Plasma Konvalesen) harus kita gencarkan lagi,” kata Taj Yasin kepada media melalui saluran telepon, Rabu (29/09/2021).

Lebih Teliti

Ketua Dewan Kehormatan PMI Jawa Tengah ini menambahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga meminta kepada seluruh pihak untuk meningkatkan surveillance penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Hal ini menyusul adanya data bahwa Jawa Tengah jadi salah satu provinsi di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi Covid terbanyak.

Dia sepakat dengan Gubernur bahwa apabila surveillance yang dilakukan tinggi dan lebih sering, maka dapat mengetahui kondisi riel secara lebih cepat.

“Maka kalau lebih cepat tedeteksi kondisi riilnya, datanya sudah kita dapat, maka penanganannya bisa lebih teliti. Plasma Konvalesen sebagai salah satu metode pemulihan pasien Covid-19, harus kita jaga stoknya, jangan sampai kurang,” jelas dia.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo meminta pengawasan terhadap penyebaran Covid-19 tidak boleh berhenti. Dia menilai semakin sering pengawasan akan semakin bagus (riel) datanya.

“Surveilannya nggak boleh berhenti. Nggak usah takut tertinggi atau terendah yang penting surveilannya harus dengan ketat,” kata Ganjar.

Bahkan, Ganjar menegaskan soal informasi data kepada masyarakat harus jujur. “Yang penting jangan sampai ada data yang tersembunyi. Mau tertinggi atau terendah datanya harus riel dan berintegritas,” tandasnya.

Menurutnya, hal itu sejalan dengan persyaratan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di semua sekolah. Dengan begitu, lanjut dia, kesehatan dan keamanan semua warga sekolah dan orangtua murid dapat terjamin.

Sebagai informasi, berdasarkan studi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terdapat 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi covid terbanyak. Diantaranya Jawa Barat, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, DIY, dan Papua. (rif)

Keterangan foto: Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah di sebuah kesempatan (dok)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry