Operasi pasar menjadi salah satu langkah pemprov jatim untuk menekan harga bahan pokok yang meningkat.

SURABAYA | duta.co – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus mengalami perkembangan positif. Selama empat tahun kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, sejumlah upaya terus dilakukan untuk mengatasi kualitas perekonomian Jatim, khususnya setelah diterpa badai pandemi Covid-19.

Pada tahun 2022, Perekonomian Jawa Timur telah pulih dan memasuki tahap akselerasi. Bahkan PDRB Jawa Timur itu berkontribusi 13,98% pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berkontribusi sebesar 24,99% PDRB pulau Jawa. Bahkan PDRB Jawa Timur merupakan PDRB Provinsi terbesar kedua di Pulau Jawa.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara kumulatif dari sisi lapangan usaha atau supply side ditopang oleh 3 sektor. Yang pertama, Industri Pengolahan secara kumulatif berkontribusi sebesar 30,60% PDRB Jawa Timur yang tumbuh sebesar 6,28% (c to c) dan menyerap 14,90% tenaga kerja. Berikutnya, Sektor Perdagangan yang berkontribusi sebesar 18,67% PDRB Jawa Timur yang tumbuh sebesar 6,87% (c to c) dan serapan 20,08% tenaga kerja.

“Dan yang terakhir sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berkontribusi sebesar 11,11% PDRB Jawa Timur yang tumbuh sebesar 1,79% (c to c) dan menyerap 31,31% tenaga kerja,” ungkap Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jawa Timur, Budi Raharjo.

Sementara itu, hal menggembirakan lainnya datang dari perdagangan Jatim. Nilai ekspor Jawa Timur Desember 2020 mencapai USD 1,78 miliar atau naik sebesar 10,58 persen dibandingkan November 2020. Nilai tersebut dibandingkan Desember 2019 naik sebesar 3,28 persen. Ekspor nonmigas Desember 2020 mencapai USD 1,52 miliar atau naik sebesar 5,97 persen dibandingkan November 2020.

Menurut Budi, kinerja ekspor Jawa Timur selama tahun 2021 mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan pertumbuhan sebesar 18,55% (y on y).

Ekspor di Jawa Timur didominasi oleh ekspor non migas. Total ekspor Jawa Timur Tahun 2021 sebesar USD 22,78 Juta kedua terbesar di Indonesia lebih tinggi daripada ekspor provinsi Banten USD 13,51 Juta, DKI Jakarta USD 11,27 Juta, dan Jawa Tengah USD 10,69 Juta.

Dari total ekspor Jawa Timur Tahun 2021, ekspor non migas Jawa Timur berkontribusi sebesar 93,50% atau sebesar USD 21,30 Juta.

Lebih lanjut Budi Raharjo menerangkan, jika kinerja ekspor Jawa Timur selama tahun 2022 sebesar USD 23,92 Miliar mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan pertumbuhan sebesar 5,06% (y on y).

Ekspor Jawa Timur Tahun 2022 didominasi oleh ekspor non migas sebesar USD 22,75 Miliar atau 95,09% dari total ekspor dan mengalami pertumbuhan sebesar 6,85% (y on y) yang lebih tinggi daripada pertumbuhan total ekspor Jawa Timur.

Sedangkan realisasi investasi Jawa Timur pada tahun 2022 sebesar Rp 110,3 Trilyun yang terdiri dari PMA sebesar Rp. 44,9 Trilyun dan PMDN sebesar Rp. 65,4 Trilyun. Peningkatan signifikan terjadi di tahun 2022 yang  meningkat sebesar 38,8% dibanding tahun 2021. Realisasi PMA meningkat sebesar 66,7% dan PMDN meningkat 24,5%. Selama 5 tahun terakhir, realisasi investasi Jawa Timur menunjukkan tren positif terutama tahun 2022. (Zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry