SURABAYA | duta.co - Hati-hati mengalami kegemukan. Karena kegemukan bisa menyebabkan sesuatu yang tidak bagus untuk kesehatan terutama bagi wanita.

SURABAYA | duta.co – Hati-hati mengalami kegemukan. Karena kegemukan bisa menyebabkan sesuatu yang tidak bagus untuk kesehatan terutama bagi wanita.

Hal tersebut diungkapkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) dalam acara simposium gabungan perdana antara FK Unair dengan Oita University di hari ketiga, Jumat(4/6/2021).

Tema seminar yang diangkat kali ini adalah tentang organ reproduksi wanita lebih spesifiknya ovarium. Empat pakar dari kedua universitas menyampaikan temuannya masing-masing.

Dalam ajang itu Prof Bus panggilan akrabnya membahas hubungan antara sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) dengan disepsia microbiota usus atau ketidakseimbangan microbiota dalam usus akibat insulin.

PCOS adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Wanita yang mengalami gangguan PCOS memiliki kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang dominan. Keadaan ini menyebabkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan.

Akibatnya, sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.  sehingga mereka kesulitan mengalami haid. 80 persen gangguan haid karena masalah ovulasi disebabkan oleh PCOS ini. Jika tidak ditangani dengan baik, PCOS bisa menyebabkan ketidaksuburan dan kemandulan pada wanita.

Selain gangguan menstruasi, kelebihan androgen pada penderita PCOS juga menyebabkan wanita mengalami kelebihan bulu di kumis, dagu, tangan dan kaki, kepala botak, dan jerawat. Bahkan, Penderita PCOS juga lebih rentan terkena diabetes dan tekanan darah tinggi.

 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Obgyn ini, cikal bakal dari PCOS ada pada kondisi usus penderita. Ditemukan dalam usus wanita dengan PCOS terdapat gangguan resistensi insulin atau kepekaan terhadap hormon insulin. Resistensi insulin inilah yang mempengaruhi keseimbangan hormon reproduksi.

 Sebanyak 70 persen wanita yang mengalami gangguan PCOS mengalami obesitas. Semakin gemuk seseorang, kepekaan terhadap insulin juga menurun. Hal ini karena insulin dalam tubuh dipacu untuk memasukkan sebuah beban yang dimakan.”Ini yang perlu diwaspadai, karena penurunan kepekaan terhadap insulin juga erat kaitannya dengan penyakit diabetes mellitus. Bisa jadi saat mudanya kena PCOS, lalu setelah usia 40 tahun ke atas menderita diabetes,” tambahnya.

Prevalensi wanita usia produktif yang mengalami kondisi PCOS ini cukup tinggi. Berdasarkan data pada tahun 2007, 4,5 persen wanita usia reproduksi mengalami gangguan ini. Penelitian lain menyebutkan, antara 8-10 dari 100 wanita usia reproduksi mengalami gangguan ini.

Angka ini tentu saja meningkat setiap tahun. menimbang pola diet masyarakat saat ini yang semakin tidak seimbang dan cenderung menjalankan  sendentary lifestyle di mana melakukan aktifitas fisik intensitas yang rendah dan malas bergerak dan  berolahraga.

Untuk mengobati PCOS, Profesor Budi menyarankan agar para wanita memperbaiki pola hidup dan pola konsumsinya. Menghindari makanan-makanan tinggi kalori serta menurunkan berat badan.

“Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki sensitifitas insulin. Turunkan berat badan sebesar sepuluh persen saja sudah membuat menstruasinya teratur. Sehingga nantinya akan subur dengan sendirinya,” paparnya.

Selain menurunkan berat badan, dokter biasanya meresepkan obat-obat untuk menstabilkan hormone insulin dalam darah untuk mengobati gangguan PCOS ini. ril/end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry