CORONA : Virus Corona masih mengancam kesehatan warga Kota Kediri (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Pernyataan disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangganan Covid-19 yang juga menjabat Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar pada Minggu (31/05) di salah satu radio swasta atas tambahan satu kasus terkonfirmasi positif. Seorang laki – laki merupakan suami dari kasus ke – 29 lebih dulu terkonfirmasi positif, warga Lingkungan Kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren.

“Jadi memang benar pasien ke – 45 di Kota Kediri ini masih klaster Pabrik Rokok Tulungagung, ini merupakan pasien terkonfirmasi ke – 29, warga Lingkungan Kleco Kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren. Pertama dulu di swab tidak kelihatan terus swab keduanya baru kelihatan. Saat ini isolasi mandiri, karena data dari Surabaya menunjukkan swab positif maka besok akan kita evakuasi ke RS Kilisuci, rumah sakit Gambiran lama,” ucap Abdullah Abu Bakar.

Benarkah swab pertama tidak kelihatan seperti pernyataan Wali Kota Kediri? dr. H. Fauzan Adima selaku juru bicara gugus tugas memberikan penjelasan pernyataan disampaikan wali kota bukan pada kasus ke – 45, namun pada kasus ke – 29. “Bukan terhadap kasus ke 45, kasus ke-45 merupakan suami dari kasus ke 29. Nah kasus ke – 29 ini pada waktu di swab pertama kali negatif tapi setelah di swab kedua baru hasilnya positif,” terang dr. Fauzan, yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.

Namun bila melihat riwayat pasien serta telah dilakukan isolasi wilayah, dimana Abdullah Abu Bakar menyatakan merupakan Klaster Pabrik Rokok. Tidak tertutup kemungkinan justru terdapat Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menulari pasangan suami istri ini. “Bila swab pertama dinyatakan negatif dan pasien telah melakukan isolasi mandiri. Swab kedua dinyatakan positif dan kini menulari suaminya. Tentunya ini akan menjadi bahaya, jangan kemudian diklaim dari klaster pabrik rokok tersebut. Secara logika, bisa saja muncul klaster baru karena tertular dari orang di sekitar pasangan suami istri ini,” ungkap Arif Witanto, Ketua Dewan Kesehatan Masyarakat (DKM) Jawa Timur.

Terkait Swab sendiri, dijelaskan dr. Bambang Triyono Putro, plt. Kadinkes Kabupaten Kediri, bahwa pemeriksaan ini terbaik dan untuk penegakan diagnosa covid. “Bila terkait ‘tidak pasti‘, ini mungkin yang dimaksud false neg atau neg palsu yang dipengaruhi banyak faktor. Mulai proses pengambilan spesimen sampai pemeriksaan, tapi kemungkinannya kecil. Namun memang ada kala hasilnya invalid,” terang dr. Bambang. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry