CORONA : Lutfi Mahmudiono, Ketua Fraksi Nasdem Kabupaten Kediri (Nanang .P Basuki/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri, Dede Sujana bersama tim Gugus Tugas Percepatan Penangganan Covid-19 digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) digagas wakil rakyat bertempat di Ruang Rapat Graha Sabba Canda Bhirawa DPRD Kabupaten Kediri pada Kamis (04/06). Dalam pertemuan tersebut sejumlah usulan dan kritik disampaikan dan diharapkan menjadi bahan evaluasi.

Terkait wabah pandemi Covid-19, Ketua DPRD Kabupaten Kediri mengaku merasa miris dan berharap seluruh warga di Kabupaten Kediri untuk patuh dan taat pada anjuran pemerintah. “Baru saja mendapat kabar, Puskesmas Gurah terpaksa ditutup sementara karena terdapat satu stafnya dinyatakan positif Corona. Bila terjadi demikian, akhirnya semua merasakan dampaknya terganggu layanan kesehatannya. Padahal diketahui bersama keberadaan tim medis adalah garda terdepan,” terang Dodi Purwanto, ditemui usai RDP.

Juru bicara gugus tugas, dr. Ahmad Chotib membenarkan bahwa terdapat satu karyawan di Puskesmas Gurah dinyatakan positif Corona. “Sementara PKM Gurah tutup 3 hari untuk dilakukan sterilisasi, adapun untuk pelayanan masyarakat dialihkan sementara ke PKM Adan – Adan Kecamatan Gurah,” terangnya. Terkait materi RDP, Ketua Fraksi Nasdem, Lutfi Mahmudiono dikonfirmasi usai kegiatan menyampaikan sejumlah poin.

“Kami sebenarnya Ibu Bupati Kediri juga hadir dalam RDP ini, apalagi beliau adalah ketua gugus tugas. Diwakili Sekda menyampaikan kenaikan angaran dari sebelumnya 203 milyar, menjadi 368 milyar. Salah satu kelemahan, koordinasi antara tim gugus tugas kabupaten dengan tingkat kecamatan dan desa. Bila mampu bersinergi dan masyarakat menjadi tanggap dan waspada maka jumlah yang terpapar akan berkurang,” terangnya.

Lutfi Mahmudiono juga melihat lemahnya edukasi kepada masyarakat namun di sisi lain secara khusus dirinya berharap warga di Kabupaten Kediri untuk sadar diri karena ini demi kesehatan bersama. Keberadaan dua tempa isolasi juga mendapat sorotan, pada Wis Atlet di Pare yang mampu menampung 24 orang dan lokasi penampung di Grogol mampu ditempati untuk 16 orang. “Yang di Pare, saat ini diisi dua orang kemudian yang di Grogol kami pertanyakan karena memang tidak layak. Seharusnya setelah pasien diumumkan positif, tugas dari tim gugus kemudian membawa pasien tersebut ke tempat pengobatan milik pemerintah. Jangan kemudian diminta isolasi mandiri di rumah, ini beresiko tinggi karena mampu menular ke keluarganya,” terangnya.

Saat dr. Ahmad Chotib selaku juru bicara gugus tugas mengumumkan bahwa salah satu syarat isolasi mandiri, agar kamar tidur, kamar mandi dan peralatan makan harus terpisah. Tentunya sulit dipenuhi bagi masyarakat apalagi yang ekonominya tidak mampu. “Kami juga mendorong agar pemerintah kabupaten membeli peralatan swab test agar bisa mandiri. Kami anggap mampu membeli alat tersebut. Lalu tim gugus tugas jangan takut dengan penambahan angka kasus, namun informasi tersebut harus segera tersebarluaskan agar masyarakat mampu mengontrol dan bisa terselamatkan,” ucap Lutfi Mahmudiono, menjabat Wakil Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry