Keterangan foto Ridho/duta

SURABAYA | duta.co – Satgas percepatan penanganan covid-19 Jatim optimis sebaran covid-19 telah mencapai puncaknya pada bulan Mei 2020, sehingga bulan depan kasus covid-19 di Jatim trendnya melandai, khususnya di wilayah yang melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Harapan itu nampaknya cukup beralasan, karena penambahan kasus yang terkonfirmasi positif covid-19 hari per hari cenderung meningkat pesat hingga kisaran angka di atas 100 kasus baru. Hal itu juga akibat semakin massifnya beberapa daerah yang menjadi episentrum melakukan rapid test dan tracing terhadap titik-titik yang berpotensi terjadi penularan.

“Hari ini bertambah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 131 kasus. Rinciannya, Surabaya 52, Sidoarjo 35, Tulungagung 14, Gresik 8, Bojonegoro 7, Ponorogo 4, Kab Kediri 4, Kab Sampang 1, Kab Pasuruan 1, Kota Pasuruan 1, Kota Malang 1, Kota Madiun 1, Lamongan 1, dan Jombang 1,” kata Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat press konferen update perkembangan covid-19 Jatim di gedung Grahadi Surabaya, Senin (18/5/2020).

Emil juga bersyukur karena pasien yang terkonversi negatif (sembuh) bertambah 38 orang. Rinciannya, 24 dari Magetan, 6 dari Surabaya, 2 dari Lamongan, 2 dari Sidoarjo, 1 dari Tulungagung, 1 dari Kab Kediri,1 dari Kab Malang, dan 1 dari Sampang.

“Namun kita juga turut berduka karena pasien covid-19 yang meninggal dunia bertambah 13 orang. Mereka berasal dari Kota Surabaya 10 orang, Kab Sidoarjo 2 orang dan Kab Ponorogo 1 orang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketahanan,” harap mantan bupati Trenggalek ini.

Ia juga menjelaskan dari 2.281 kasus positif covid-19 di Jatim, sebanyak 1.673 orang masih dirawat, lalu 375 orang yang sudah sembuh dan 224 orang yang meninggal dunia.

Grafiknya Jelas

Sementara untuk kasus PDP, lanjut Emil bertambah 71 kasus baru, sehingga total di Jatim menjadi sebanyak 5.014 kasus PDP. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.330 orang masih diawasi, 2.204 orang sudah tidak diawasi dan 480 orang yang meningggal dunia,” jelasnya.

Selanjutnya untuk kasus ODP, bertambah sebanyak 125 kasus baru sehingga akumulasinya menjadi 22.859 kasus ODP di seluruh Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.093 orang masih dipantau, 18.678 orang sudah tak dipantau dan 88 orang lainnya meninggal dunia,” beber Emil.

Kemudian untu kasus OTG, bertambah sebanyak 361 orang sehingga akumulasinya menjadi 14.527 kasus OTG di seluruh Jatim. “Peningkatan kasus OTG ini patut diwaspadai sebab ada 27 persen OTG yang naik statusnya menjadi positif covid-19,” jelas dr Kohar Haris Santoso selaku ketua gugus tracing Satgas Covid-19 Jatim.

Hasil evaluasi pelaksanaan PSBB di Surabaya Raya, lanjut dr Kohar juga mulai menunjukkan grafik yang cukup signifikan. PSBB Surabaya Raya dimulai 28 April angka terkonfirmasi positif covid-19 di Surabaya sebanyak 392 orang, Sidoarjo 92 orang dan Gresik 24 orang.

Jangan Ada Anjangsana Dulu

Setelah tahap I PSBB berakhir pada 11 Mei 2020, diketahui kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Surabaya naik menjadi 741 kasus, Sidoarjo 188 kasus dan Gresik 37 kasus. Kemudian separoh perjalanan PSBB tahap II pada 17 Mei 2020 diketahui kasus positif covid-19 di Surabaya menjadi 1059 kasus, Sidoarjo 285 kasus dan Gresik 51 kasus.

“Artinya, PSBB di Gresik dinilai berhasil karena grafik peningkatannya landai, begitu juga dengan Sidoarjo cukup berhasil karena naiknya tidak terlalu tinggi. Sedangkan Surabaya grafiknya memang meningkat tajam namun mudah-mudahan sekarang ini mencapai puncaknya sehingga bulan depan bisa landai,” harap Dirut RSUD Syaiful Anwar Malang ini.

Senada koordinator Satgas Covid-19 Jatim, Heru Tjahjono menuturkan bahwa pelaksanaan rapid test di wilayah Surabaya Raya memang digencarkan sehingga secara otomatis  jumlah kasus covid-19 yang diketahui baik ODP, PDP maupun yang positif akan semakin banyak. Harapannya bulan Mei ini bisa mencapai puncaknya sehingga bulan Juni bisa turun drastis.

“Di Surabaya dan Sidoarjo memang kita gencarkan rapid test. Bahkan kemarin kita laksanakan rapid test sebanyak 500 orang di Sidoarjo sehingga tinggal dicawuk (cakup) pasti ada yang reaktif hasilnya dan ditindaklanjuti dengan test swab PCR,” ungkap Heru Tjahjono.

Masih di tempat yang sama, ketua gugus kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menambahkan bahwa resiko kematian kasus covid-19 cukup tinggi lantaran  pasien covid-19 juga membawa penyakit bawaan (premorbid maupun comorbid).

“Comorbid diabetes menyebabkan 1,6 kali resiko kematian, comorbid penyakit jangtung sebesar 1,9 kali resiko kematian dan usia diatas 60 tahun sebesar 2,1 kali resiko kematiannya. Bagi orang yang punya premorbid, saya minta betul supaya menjaga physical distancing dan social distancing karena kalau tertular resiko kematiannya sangat tinggi,” tegas Joni.

Pesan Gubernur

Secara khusus, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga menitipkan pesan agar masyarakat Jatim yang sebentar lagi merayakan idul fitri 1441 hijriyah tidak melakukan anjangsana atau slitaurrahim ke rumah kerabat maupun tetangga karena jika hal itu dilakukan berpotensi bisa tertular covid-19.

“Saya mohon dan meminta supaya masyarakat cukup bersilaturrahim lewat virtual untuk lebaran tahun ini. Sebab itu bisa membantu para tenaga kesehatan yang ada di garda depan menyembuhkan pasien covid-19, sehingga pasien covid-19 tidak terus bertambah,” pungkas Khofifah. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry