Keterangan foto Dok/ist

SURABAYA | duta.co – Salah satu ancaman serius dunia pesantren adalah munculnya upaya eksploitasi untuk memperburuk citra pesantren. Demikian juga jagat Islam. Diam-diam tidak sedikit film yang menggambarkan betapa ibadah itu mengerikan alias horor.

“Ini harus kita lawan. Jangan diam. Ini bagian dari kampanye hitam yang menyudutkan pesantren, menyudutkan Islam,” demikian Dr Lia Istifhamah (Ning Lia) senator terpilih dari Jawa Timur kepada duta.co, Kamis (28/3/24).

Putri almaghfurlah KH Masykur Hasyim ini memberikan apresiasi terjhadap Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang melarang film bertajuk ‘Kiblat’ untuk tayang secara terbuka. Ia sependapat dengan MUI, bahwa, konten film tersebut sangat tendensius.

“Sebagai seorang ibu, saya wajib gerah. Betapa tidak? Film ‘Kiblat menayangkan adegan seorang perempuan mengenakan mukenah dan mempraktekkan gerakan ibadah salat. Dari sini bagus. Tetapi, tepat pada posisi rukuk, tiba-tiba kepalanya berputar dan mengarah berlawanan dengan kiblat, dengan suara jeritan kesakitan. Ini kan sangat mengerikan dan sadis. Naudzubillah min dzalik,” tegasnya.

Ini, jelasnya, kalau dibiarkan masuk penodaan agama. Menurutnya, film tersebut sudah melakukan kampanye hitam terhadap salah satu ajaran agama. MUI sendiri mengkritik di depan produser Leo Pictures. Kabarnya film ini bekerja sama dengan Legacy Pictures dan 786 Production dibintangi youtuber tenar Ria Ricis.

Menurut Ning Lia, sangat tidak layak, karena gerakan salat menandakan penghambaan kepada sang Pencipta. “Mestinya kita khusyu memahami makna bacaan subhana rabbiyal ‘adhimi wa bihamdihi. Tapi kenapa di tengah kesucian jiwa dan hati, malah muncul imajinasi adegan yang keji dan mengerikan. Apalagi kalau melihat poster filmnya, sangat tidak elok,” paparnya serius.

Keponakan Khofifah ini kemudian mengutip pesan seorang ulama Mesir, Yusuf al-Qaradawi. “Ibadah adalah puncak ketundukan yang yang tertinggi yang timbul dari kesadaran hati sanubari dalam rangka mengangungkan yang disembah,” jelasnya.

Ia setuju dengan MUI, bahwa, semua pihak yang terkait dalam film ‘Kiblat’ untuk minta maaf secara terbuka kepada khalayak, menjelaskan apa maksud dan tujuannya. Dan terpenting lagi tidak menayangkan film tersebut.

“Ironisnya, model yang begini ini, tidak sekali dua kali, tetapi berkali-kali. Hentikan! Kalau kita ingin hidup damai, rukun antarsesama umat beragama. Di bulan suci ramadan ini, semoga terpampang jalan terbaik, amien,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry