SURABAYA | duta.co – Selamat Datang! Sejumlah undangan dalam rangka memperingati 19 Tahun Koran Duta Masyarakat, sudah mulai berdatangan. Lagi-lagi instansi TNI (Angkatan Laut dan Angkatan Darat) yang, selalu tepat waktu.

“Bukan cuma hari ini. Tahun lalu, juga begitu. Hidup TNI AL, Hidup TNI AD,” demikian Eko Pamuji M.Kom, Manager Duta Masyarakat yang notabene kandidat doktor Ilmu Komunikasi dan Politik, Unair Surabaya, Rabu (11/3/2020) di Museum Nahdlatul Ulama (NU), tempat acara berlangsung.

Seperti diketahui, Tanggal 11 Bulan Maret adalah hari kebangkitan kembali Koran Duta Masyarakat. Tahun ini (2020), memasuki tahun ke-19, setelah media nahdliyin yang terbit tahun 1960-an itu, ‘tidur panjang’ selama Orde Baru. Alhamdulillah, era reformasi 1998, sudah bisa bangkit kembali, mesti harus jatuh bangun.

“Tahun 2001, almaghfurlah KH Haysim Muzadi dan Gus Ipul (H Syaifullah Yusuf – Mantan Wagub Jatim) menyerahkan ke Cak Anam (Drs Choriul Anam, mantan Wartawan TEMPO).  Hari ini, memasuki tahun ke-19. Alhamdulillah, koran ini tidak pernah gagal terbit karena duit,” demikian Eko.

Harlah-19 kali ini, bagi Koran Duta adalah tahun ‘Amul Huzni (tahun prihatin/sedih/sulit). Pertama, sarana dan prasarana koran ini baru saja babak beluk, korban eksekusi Graha ASTRANAWA. Koran Duta harus secepatnya bangkit, terbit kembali dengan tempat menggunakan jaringan baru. Karna hampir seluruh piranti kita, rusak, tidak bisa dipakai.

Ada Pupuk Kaltim

“Terima kasih kepada PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jawa Timur, yang peduli kepada kami. Meski kami sempat gagal terbit selama tiga hari (Kamis (14/11) s/d Sabtu (16/11) tetapi, atas bantuan PWI dan seluruh mitra kerja, kami bisa terbit kembali,” tegas Eko.

Diakui Eko, bahwa, recovery data atau mengembalikan data atau system dari kondisi yang rusak, gagal, hancur  akibat eksekusi, bukan cuma makan waktu, tetapi juga tenaga dan biaya.

Kedua, tahun sedih karena bangsa ini, termasuk umat dunia, tengah was-was menghadapi merebaknya virus corona. Karenanya, di Harlah ke-19 ini, dilaksanakan secara sederhana, bertempat di hall Museum NU, sekaligus mengenalkan khasanah NU zaman dulu, bagaimana bangkit membangun negeri.

“Saya tentu mohon maaf kepada undangan, seluruh mitra, karena hanya ada wedang jahe. Ini untuk antisipasi corona,” katanya sambil tertawa.

Tak kalah menarik, di Harlah ke-19 kali ini ada stand PT Pupuk Kaltim (Pupuk Kalimantan Timur). Sebuah pabrik pupuk terbesar di Indonesia, yang menyuguhkan informasi berbagai produk baru pertanian.

“Ini sangat penting, karena urusan pertanian harus mendapat dukungan semua pihak. Ke depan, ketika petani kita sudah maju, maka, mereka tidak lagi tergantung subsidi pupuk dari pemerintah. Terima kasih Pupuk Kaltim,” jelas Eko Pamuji.  (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry