Momen saat Mahfud Arifin sowan dan berdiskusi dengan KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). foto; ist

SURABAYA | duta.co – Kepergian K.H Salahuddin Wahid (Gus Solah) meninggalkan duka bagi semua. Termasuk bagi Machfud Arifin. Banyak kenangan yang tak bisa dilupakan Machfud. Termasuk ketika dia sering sowan ke Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

“Kami sering saling silaturahmi. Saya yang ke Jombang atau beliau yang ke Polda (waktu Machfud masih menjadi Kapolda Jatim),” ujar Machfud usai ikut mengantarkan jenazah Gus Solah ke pemakaman di komplek Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Bagi Machfud, Gus Solah sosok yang sangat bersahaja. Ketokohan tak membuatnya memandang sebelah siapapun. “Semua yang kenal Gus Solah pasti merasakan seperti ini,” ujarnya.

Gus Solah dan istri (Nyai Farida) selalu menerima siapapun yang datang dengan ramah. “Saya merasakan betul humble-nya beliau berdua. Saya terkesan dengan keramahan beliau berdua dalam menerima tamu, siapapun,” ujar Machfud.

Machfud mengaku selalu diajak makan bersama ketika sowan ke Gus Solah. Di meja makan itu, tak ada kesan formal. Gus Solah dan Bu Nyai mengajak makan Machfud seperti sedang bersama adiknya sendiri.

Yang membuat Machfud senang silaturahmi ke Gus Solah adalah sosok itu sangat senang berbagi wawasan. “Beliau itu wawasannya luas. Meskipun tokoh besar, kyai kharismatik, tapi beliau senang berdiskusi dengan siapapun. Wawasannya soal kebangsaan sangat luar biasa,” puji pria yang bakal maju sebagai calon wali kota ini.

Machfud mengaku sempat membesuk Gus Solah ketika terbaring sakit. “Saya dan seluruh bangsa Indonesia pasti berduka dengan meninggalnya Gus Solah. Kita semua kehilangan sosok guru bangsa,” tutupnya. zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry