Taj Yasin banyak diharapkan akar rumput PPP untuk menahkodai partai ini. Tampak Gus Yasin saat mendampingi almaghfurlah Mbah Maimoen Zubair. (FT/IST)

JAKARTA | duta.co – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) gegara tidak lolos ke Senayan versi KPU. Padahal, dalam hitungan internal, perolehan suara PPP melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen pada Pileg DPR RI 2024.

Versi KPU, PPP hanya memperoleh suara 5.878.777 atau setara 3,8 persen. Padahal, dalam hitungan internal, lebih dari 6 juta suara. Karena itu, PPP mengajukan Gugatan PHPU Pileg 18 Provinsi ke MK. Ada ratusan ribu suara yang ditengarai hilang.

“Gugatan PPP ini menarik dicermati. Pertama, tak mau menjadi korban politik brutal. Kedua, gugatan PPP akan menjadi contoh partai lain. Ke depan banyak partai tumbang. PPP tidak minta dikasihani, PPP menuntut kejujuran dan keadilan,” tegas Dr M Sholeh Basyari, Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) kepada duta.co, Minggu (14/4/24).

Masih menurut Dr Sholeh, politisi santri yang ada di PPP semakin matang. Dalam menghadapi ‘kekeliruan’ KPU ini, mereka suguhkan data. Di samping itu, kematangan politisi PPP ditunjukkan dengan banyaknya kiai sepuh, sehingga tidak grusa-grusu dalam menentukan kebijakan.

“Partai ini memiliki potensi besar. Meski secara electoral tidak dominan, kontribusinya di Senayan tidak kecil. Kesabaran para sesepuh mengawal partai bergambar Ka’bah ini juga patut diapresiasi. Seperti keluarga besar Pondok Pesantren Sarang, almaghfurlah KH Maimoen Zubair,” terangnya.

Di samping itu, ada Wakil Rais Aam PBNU sekaligus  Wakil Majelis Syariah PPP, KH Afifuddin Muhajir. “Beliau ini begitu cinta dengan perjuangan politik PPP. Banyak keteladanan yang beliau berikan, misalnya, bagaimana menjunjung tinggi etika (akhlaq) dalam berpolitik,” terangnya.

Melihat komposisi tersebut, Dr Sholeh yakin banyak jalan membesarkan PPP. “Kalau ada keinginan grassroot (akar rumput) PPP yang menginginkan keluarga almaghfurlah Mbah Moen menahkodai partai ini, itu sangat visible. Di sana ada Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin yang menjadi DPD RI dengan dukungan 3,8 juta lebih suara. Ini potensi sangat besar,” tegasnya.

Di samping itu, jaringan PP Sarang, tegasnya, sangat besar di republik ini. “Taj Yasin bukan hanya dikenal warga Jawa Tengah, tetapi juga seluruh Indonesia. Santri Mbah Maimoen juga menyebar ke seluruh pejuru dunia. Saya yakin, kalau Taj Yasin memimpin PPP, partai ini menjadi alternatif terbaik, khususnya bagi nahdliyin,” jelasnya.

Dr Sholeh, menilai, bahwa, Mbah Moen adalah tokoh yang konsisten dan taat asas. Hal itu terbukti ketika Mbah Moen tetap berada di PPP meski kiai-kiai NU lain, saat itu mendirikan PKB.

Ada alasan ‘khusus’ mengapa Mbah Moen tidak pindah ke PKB, dan memilih tetap berkiprah di PPP. Begitu juga kiai-kiai sepuh lain, seperti KH Afifuddin Muhajir.

“Siapa yang tidak mengenal Kiai Afif yang kita kenal dengan fikh kebangsaannya. Beliau begitu ikhlas memperkuat PPP. Jadi, masih banyak jalan bagi partai ini menjadi besar dan bermanfaat bagi umat. Tidak ada kata terlambat,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry