SURABAYA | duta.co – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meyakini hasil kajian ilmiah yang menyatakan bahwa jika dalam sebuah komunitas minimal 60 persen aktif menggunakan masker. Budaya ini bisa menekan bahkan segera diakhiri pandemi Covid-19.

Untuk mendorong efektivitas dan lebih massifnya penggunaan masker di khalayak masyarakat, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu, meminta kepada kabupaten/kota supaya segera menyelesaikan refocusing dan realokasi anggaran APBD untuk penanganan covid-19.

“Refocuing dan realokasi anggaran kabupaten/kota itu bisa digunakan untuk pengadaan masker bagi masyarakat,” harap Khofifah Indar Parawansa saat dikonfirmasi di gedung negara Grahadi Surabaya, Selasa (19/5/2020).

Ia mengakui dari 38 kabupaten/kota di Jatim, yang sudah merampungkan refocusing dan realokasi anggaran baru 11 kabupaten/kota dan termasuk Pemprov Jatim. “Kalau daerah tidak segera melakukan refocusing  dan realokasi anggaran, maka Menteri Keuangan bisa menunda pencairan DAU (Dana Alokasi Umum) hingga 35 persen saja yang bisa dicairkan. Aturan ini, tertuang dalam Inpres No.20 tahun 2020,” tegas Khofifah.

Sementara berdasarkan salinan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.10/KM.7/2020 tentang penundaan penyaluran DAU dan/atau DBH (Dana Bagi Hasil) terhadap pemerintahan daerah  yang tidak menyampaikan laporan penyesuaian APBD Tahun Anggaran 2020 di Provinsi Jatim terdapat 27 kabupaten/kota  yang ditunda DAU nya tinggal 35 persen.

Diantaranya, Kab Bangkalan, Kab Blitar, Kab Bojonegoro, Kab Bondowoso, Kab Gresik, Kab Jember, Kab Jombang, Kab Kediri, Kab Lamongan, Kab Lumajang, Kab Madiun, Kab Malang, Kab Mojokerto, Kab Nganjuk, Kab Ngawi, Kab Pacitan, Kab Pasuruan, Kab Probolinggo, Kab Sampang, Kab Sidoarjo, Kab Situbondo, Kab Tuban, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.

“Tolong yang belum menyelesaikan refocusing dan realokasi anggaran segera diselesaikan sebab sudah bolak-balik dilakukan rakor dengan pemerintah pusat dan kementerian terkait,” tambah Gubernur Khofifah.

Surabaya Terus Terbanyak

Senada, ketua gugus kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menegaskan ada hasil kajian ilmiah yang menyatakan bahwa jika dalam sebuah komunitas 60 persennya menggunakan aktif masker, maka transmition rate (tingkat penularan) covid-19 hanya 1 persen, sehingga kalau prosentasenya ditingkatkan maka bisa kurang dari 1 persen.

“Saya yakini kalau 100 persen masyarakat mau menggunaan masker menutup mulut dan hidung dalam keseharian, sebaran covid-19 bisa turun bahkan bisa segera diakhiri. Tapi di Jatim transmition ratenya masih 1,4 persen,” dalih Joni Wahyuhadi.

Sementara untuk update data sebaran covid-19 di Jatim per hari Selasa (19/5/2020), Gubernur Khofifah kembali mengatakan hari ini kasus yang terkonfirmasi positif covid-19 bertambah sebanyak 91 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 2.372 kasus di seluruh Jatim.

Penambahan terbanyak kasus positif covid-19, lanjut Khofifah, berasal dari Kota Surabaya 60 kasus, Kab SSampang 6 kasus, kab Sidoarjo 5 kasus, Kab Mojokerto 3 kasus, Kab Malang 2 kasus, Kab Bangkalan 2 kasus, Kab Lamongan 2 kasus, Kab Bojonegoro 2 kasus, Kab Pamekasan 1 kasus, Kab JOmbang 1 kasus, Kab Kediri 1 kasus, Kab Bondowoso 1 kasus, Kota Mojokerto 1 kasus, Kab Ponorogo 1 kasus, Kab Blitar 1 kasus, Kota Madiun 1 kasus, Kota Kediri 1 kasus,  dan Kab Tuban 1 kasus.

“Hari ini kita juga bersyukur karena yang pasien sembuh bertambah 12 orang, yakni 1 dari Lumajang, 2 dari Nganjuk, 1 dari Jember, 1 dari Ponorogo, 1 dari Bangkalan, 1 dari Tuban, 1 dari Situbondo, 2 dari Bojonegoro dan 2 dari Surabaya. Tapi kita juga ikut berduka karena yang meninggal dunia bertambah 6 orang semuanya dari Surabaya,” beber Khofifah.

Waspada dan Siap Siaga

Dari 2.372 kasus terkonfirmasi posiitif covid-19, kata Khofifah sebanyak 387 orang (16,32%) diantaranya sudah dinyatakan sembuh, lalu 1.746 orang (74,09%) masih dirawat dan sebanyak 230 orang (9,70%) yang meninggal dunia.

“Ini artinya kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus diipatgandakan. Walaupaun tidak PSBB raid test maupun swab juga perlu lebih massif, tracing juga lebih progresif agar peta baru sebaran bisa dilakukan antisipasi dan layanan medik juga bisa diantisipasi,” jelas gubernur perempuan pertama di Jatim.

Selanjutnya untuk kasus PDP, kata Khofifah bertambah 181 kasus, sehingga totalnya menjadi 5.198 kasus PDP di seluruh Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.418 orang masih diawasi, 2.288 orang sudah tidak diawasi dan 492 orang yang meninggal dunia,” bebernya.

Kemudian untuk kasus ODP, hari ini bertambah sebanyak 126 kasus, sehingga akumulasinya menjadi sebanyak 22.985 kasus ODP di seluruh wilayah Jatim. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.024 orang masih dipantau, lalu 18.869 orang sudah tidak dipantau dan 92 orang yang meningal dunia,” kata Khofifah.

Penambahan kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) juga cukup tinggi yakni sebanyak 437 kasus, sehingga total menjadi 14.964 kasus OTG di seluruh Jatim. “Saya berharap masyarakat Jatim guyup dan bergotong royong dalam menghadapi pandemi covid-19 karena kunci keberhasilan penanganan covid-19 adalah seluruh lapisan masyarakat mau mengikuti intruksi pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry