KONDUSIF: Suasana Ponpes Al Falah Desa Ploso Kecamatan Mojo terlihat berjalan seperti sediakala (DUTA.CO/M ISNAN)

KEDIRI | duta.co – Jelas sudah. Kabar telah terjadi teror dan pengancaman kepada para Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Desa Ploso Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, ternyata ulah seseorang bernama Riyanto Gempol.

Kabar bohong itu dibuat Riyanto Gempol (50) warga asal Ngawi Jawa Timur.  Riyanto saat itu berperan sebagai seorang pengunjung ponpes yang hendak bersilaturahmi dengan salah seorang kiai pengasuh ponpes.

Tiba-tiba, Riyanto membuat kabar dan informasi kepada polisi serta petugas keamanan pondok bahwa dirinya telah diancam dan disandera oleh 3 orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam pada Senin (19/2/2018).

“Entah iseng atau apa, akhirnya tidak bisa menahan kemauannya untuk melaporkan itu, padahal tidak pernah terjadi,” jelas KH. Djazuli Muhammad Ma’mun, salah satu pengasuh Ponpes Al Falah saat dikonfirmasi di kediaman, Selasa (27/2/2018).

Menurutnya, Riantono hanyalah orang yang suka kepada ulama atau kiai. Diakui bahwa Riantono bukanlah santri atau pun alumni.

“Kalau istilah pondok, dia itu hanya sekedar muhibbin, orang yang suka sowan ke kiai. Kebetulan dia itu suka sowan ke salah satu keluarga di Ploso ini,” lanjut Gus Ma’mun, yang juga Ketua PCNU Kabupaten Kediri.

Memang, kata Gus Ma’mun, dia mungkin beberapa kali sowan kepada salah satu keluarga. Terkait identitas lengkap Riantono, pelaku yang telah mengarang cerita teror kepada kiai tersebut sampai saat ini belum jelas. Dia mengaku pernah beberapa kali mengikuti majlis taklim, yang memberikan tausiyah oleh keluarga pengasuh ponpes di Daerah Ngawi.

“Terbukti dia cerita pernah bertemu dengan beberapa keluarga yang sedang memberi tausiyah di daerah Ngawi sana. Kemudian dia ingin sowan ke sini. Kalau lihat cerita awalnya dia gak punya pengen apa-apa. Tiba-tiba dak tau kok pengen buat skenario begitu,” imbuhnya.

Gus Ma’mun mengira hal tersebut adalah akibat terlalu banyak membaca berita bohong alias hoax.

“Mungkin saja dia itu sering baca berita-berita hoax. Awalnya kayaknya baik, dia menghawatirkan kiai tapi caranya salah. Karena terpengaruh berita hoax, cara menghawatirkan kiai salah. Maklum lah orang ini orang yang kurang berpengalaman,” terang Gus Ma’mun.

Hal serupa juga dikatakan oleh Rohman, salah satu keamanan Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kabupaten Kediri. Selama sembiilan tahun di pondok, ia mengaku tak pernah melihat sosok Riyantono.

“Saya tak pernah lihat dia mas. Santri yang lebih tua dari saya sudah 25 tahun di sini pun juga katanya gak kenal. Kalau dia santri atau bahkan abdi dalem pastinya kita tahu,” tandas Rohman saat berjaga di pos keamanan. (ian/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry