SURABAYA | duta.co - Enam siswa disabilitas netra dari beberapa daerah di Jawa Timur mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK - SNBT), di Training Center, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (10/5/2023).

SURABAYA | duta.co – Enam siswa disabilitas netra dari beberapa daerah di Jawa Timur mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK – SNBT), di Training Center, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (10/5/2023).

Unesa menjadi satu-satunya kampus di Jawa Timur yang menjadi tempat UTBK -SNBT untuk peserta disabilitas netra. Karena kampus ini memiliki fasilitas pendukung sehingga memudahkan  peserta memahami dan menjawab soal.

Di laboratorium di Training Center ini, dilengkapi komputer dengan teknologi NVDA (non visual desktop access) di mana komputer ini memiliki fasilitas screen reader. Sehingga hanya dengan menekan tombol tertentu, peserta bisa mendengarkan soal yang tertera di layar.

Namun, peserta tetap didampingi relawan yang siap membantu jika mengalami kesulitan karena konputer tidak bisa mendeteksi gambar dan diagram. Ada satu relawan pendamping untuk satu peserta.

Berbeda dengan peserta reguler, yang harus mengerjakan 155 soal, peserta disabilitas netra ini hanya mengerjakan 99 soal terdiri dari 57 soal  tes potensi skolastik (TPS) difabel dan 42 soal literasi difabel.

Acep Ovel, Pengawas UTBK-SNBT yang juga dosen Program Studi  Pendidikan Luar Biasa Unesa mengatakan peserta disabilitas netra tidak ada yang mengalami kendala mengerjakan soal. Selain didampingi, komputer sudah sangat mendukung. “Kami membantu ketika ada kendala dan aman semuanya,” ujar Acep.

Dari enam peserta, ada dua anak kembar yakni Winda dan Windi asal Gresik. Juga ada Annisa dari Mojokerto. Mereka mengerjakan soal dengan serius.

Sesekali Annisa nampak berbisik pada Sarah Sepia, pendampingnya yang ada di kirinya. Sarah pun berbisik menjawab pertanyaan Annisa agar tidak mengganggu peserta yang lain.

Wakil Rektor I bidang Akademik Unesa, Prof madlazin memastikan fasilitas laboratorium yang ada di Unesa sudah sangat ramah disabilitas.

Hal itu karena Unesa memiliki program studi Pendidikan Luar Biasa di Fakultas Ilmu Pendidikan sehingga fasilitas sangat mendukung. “Karenanya kita satu-satunya kampus yang ditunjuk jadi tempat UTBK disabilitas ini,” ungkapnya.

Wagino, Direktur Disabilitas Unesa menambahkan yang terpenting dalam ujian ini adalah memberikan hak yang sama pada para disabilitas. Sehingga semua bisa mengikuti UTBK – SNBT dengan baik.

Unesa sendiri sudah lama menerima mahasiswa disabilitas. Tahun lalu ada 18 mahasiswa disabilitas du berbagai jurusan yang ada. Sehingga jumlahnya saat ini mencapai 100 mahasiswa lebih. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry