LAKA: Almarhum Sujianto (dua dari kanan) korban polisi gadungan yang tewas akibat mobil yng dikendarainya menabrak pohon. (Duta.co/Tunggal Teja)

SURABAYA | duta.co – Isak tangis dalam suasana duka, menyelimuti rumah almarhum Sujianto (60) di Lidah Wetan V 43 A Lakarsantri Surabaya. Sujianto meninggal akibat panik usai menerima telepon dari polisi gadungan membuat mobil Kijang yang dikemudikannya menabrak pohon di depan gedung wanita Jl Kalibokor, Senin (13/3).

Retnowati istri Sujianto mengatakan, suaminya meninggal dunia karena serangan jantung usai menerima telepon dari seseorang yang mengabarkan anaknya bernama Aditya alias Didit sedang ditangkap oleh BNN dalam kasus narkoba. Dalam keadaan panik, Ibu dua anak yang akrab di panggil Bu Wati ini menyampaikan kepada suaminya jika hal tersebut adalah penipuan seperti yang sebelumnya pernah dialami.

“Meski sudah saya beri tahu kalau penipuan, dalam keadaan panik, suami saya tetap menyetir mobil, kemudian penyakit jantungnya kambuh hingga meninggal dunia. Karena sudah meninggal, mobil yang dikemudikan kehilangan keseimbangan dan menabrak pohon,” jelas Wati, saat ditemui di rumah duka.

“Dia sempat mengatakan, tidak mungkin Adit kena kasus narkoba. Setelah itu langsung cemas dan nadinya saya cek berhenti,” ujarnya.

Wati mengatakan, suaminya mulai dapat telepon saat mengantarnya mengikuti seminar pendidikan anak berkebutuhan khusus di Gedung Wanita Kalibokor.  “Tidak lama saya mengikuti seminar saya ditelepon suami saya bahwa ada kabar kalau ada polisi barusan telpon dan mengabarkan penangkapan anaknya,” ujarnya.

Wati juga langsung mengecek keberadaan Aditya dengan menelepon handphonenya. Ternyata Aditya sedang tidur di rumah. Namun, suaminya tetap terbebani pikiran dan mengajak pulang. “Suami saya masih panik karena kalau dengar kabar soal anaknya pasti panik,” katanya.

Sujianto merupakan pensiunan PNS di Dinkes Provinsi Jatim. Menurut istrinya Sujianto juga sering mendapat telepon penipuan, dulu dia juga pernah akan tertipu Rp10 juta tapi karena dicegah istrinya, penipuan oleh telpon gelap itu gagal.

Sujianto memang sangat menyayangi kedua anaknya Aditya dan Nadia. Kalau ada kabar kurang baik tentang anaknya dia selalu panik.

Jenazah Sujianto dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Lidah Wetan. Tampak para pelayat juga mengantar jenazah hingga dimakamkan termasuk Rektor Unesa yang merupakan kerabat iparnya. tom/gal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry