Suasana audit kematian untuk kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ruang Pertemuan Jabung II Kantor Pemkab Probolinggo

PROBOLINGGO | duta.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melakukan audit kematian untuk kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Selasa (4/3/2024) lalu di Ruang Pertemuan Jabung II Kantor Pemkab Probolinggo.

Data terbaru, terhitung sejak Januari hingga Maret 2024, terdapat 993 kasus dengan pasien meninggal dunia sebanyak 12 orang.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Nina Kartika membenarkan jumlah pasien DBD yang meninggal sebanyak 12 orang.

Audit dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab tingginya kasus DBD di Kabupaten Probolinggo

“Di Jawa Timur, kita ini termasuk angka tertinggi penyebaran kasus DBD. Kami melakukan audit ini ingin tahu penyebabnya dari mana sehingga kami bisa memperbaiki setiap peran termasuk tata laksana di masing-masing fasilitas kesehatan yang kita miliki bersama,” terang Nina, Jumat (29/3/2024).

Nina menambahkan, kebanyakan pasien yang diaudit pada saat itu memang sudah dalam kondisi yang sudah parah ketika dibawa ke fasilitas kesehatan. Selain itu, ada juga yang kondisinya parah saat sudah berinteraksi dengan petugas kesehatan.

“Pada saat berinteraksi itu petugas sudah memberikan perawatan dan obat serta juga saran-saran. Jadi ketika harus dirujuk mereka bisa segera untuk mengantarkan pasien untuk ditangani lebih lanjut. Tapi ini masih banyak yang istilahnya tidak langsung bergegas melainkan mencari alternatif lain sehingga kondisi pasien turun,” terang Nina.

Tenaga kesehatan yang berada di fasilitas kesehatan dan tempat praktek mandiri mengikuti audit

Dalam penanganan DBD, lanjut Nina, kuncinya tidak terdapat di obat melainkan di cairan. Jadi cairan harus terpenuhi serta makan dan minum teratur.

Setelah melakukan audit, Dinkes mendapati adanya beberapa faktor mengapa kasus DBD di Kabupaten Probolinggo meningkat adalah karena musim hujan.

“Selain itu, kita berada di daerah endemis dan sewaktu-waktu bisa saja terkena DBD. Jadi harus tetap waspada dan jaga lingkungan. Pastikan tidak ada jentik dan rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena itu juga merupakan salah satu kunci memberantas DBD,“ tutur Nina. hul//fa

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry