KERJASAMA : (ki-ka) Direktur Human Capital Management (HCM) PT PLN (Persero) Muhammad Ali berjabat tangan dengan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Saiful Rachman usai penandatangan MoU untuk pendidikan vokasi kelistrikan di kantor PLN Distribusi Jawa Timur, Kamis (30/3). DUTA/endang

 

SURABAYA | duta.co – Program pemerintah untuk mengembangkan tenaga listrik 35 ribu mega watt (MW) membutuhkan tenaga kerja yang ahli dan handal. Untuk itu, menciptakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan itu harus ada sinergi antara industri dan dunia pendidikan. Sehingga, tidak perlu lagi mendatangkan tenaga kerja asing untuk pengerjaannya.

Karena itu, PT PLN (Persero) menggandeng Dinas Pendidikan (Dindik) dari tiga provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk mengembkan pendidikan vokasi khususnya bagi PLN Distribusi. “Yang pembangkit kami sudah melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan berpusat di Gresik. Itu sudah berjalan selama tiga tahun. Sekarang PLN Distribusi dengan Dinas Pendidikan,” ujar Direktur Human Capital Management (HCM) PT PLN (Persero) Muhammad Ali, Kamis (30/3).

Penandatangan kerjasama ini dilakukan di kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. Hadir tiga Kepala Dinas Pendidikan dari tiga provinsi bersama pihak terkait. Diakui Ali, kerjasama ini adalah pilot project di mana hanya satu sekolah dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di masing-masing provinsi.

Nantinya, SMK yang ditunjuk itu, jika selama ini belum ada kurikulum kelistrikan, ada ditambah atau disesuaikan kurikulumnya. “Caranya bagaimana? Ini kan baru berjalan, sementara kurikulum harus jalan terus. Kita akan mengajari guru-guru yang ada di SMK yang ditunjuk itu melalui training khusus selama dua bulan di pusat pelatihan PLN di Bogor. Dari tiga provinsi itu akan ada 30 guru. Mereka akan dilatih sehingga kurikulum kelistrikan bisa berjalan.  Gurunya nantinya bersertifikasi, mereka punya keahlian juga di bidang listrik sehingga mengajarnya pas. Nah selama gurunya belum siap, kita dari PLN yang akan menjadi guru di sekolah  yang ditunjuk itu,” jelas Ali.

Di Jawa Timur sendiri, kerjasama ini dilakukan dengan SMK PGRI 3 Malang. Dipilihnya SMK PGRI 3 Malang dari ribuan SMK di Jawa Timur dikatakan Kadindik Jatim, Saiful Rachman karena sekolah itu memiliki komitmen yang tinggi.

“Sebelumnya SMK PGRI 3 Malang ini sudah menjalin kerjasama dengan PT Pembangkit Jawa Bali. Kalau mereka terpilih semua itu karena komitmennya,” ujar Saiful.

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang (Kabid) SMK Dindik Jatim, Hudiyono. Dikatakannya, SMK PGRI 3 Malang diharapkan bisa menjadi sekolah percontohan yang sukses untuk bidang kelistrikan ini. Sehingga nantinya lulusannya bisa terserap industri secara maksimal. “Tujuannya ke arah sana. Di mana SMK harus sinkron dengan industri,” tandas Hudiyono.

Program ini sudah mulai dijalankan sejak penandatangan MoU dilakukan. Bagi yang saat ini duduk di bangku kelas tiga SMK akan langsung dididik untuk mendapatkan sertifikasi ketiga lulus sehingga bisa langsung memiliki keahlian listrik. Bagi yang saat ini masih duduk di bangku kelas satu SMK, akan diproses keahliannya sejak awal hingga di kelas tiga.

”Dan nantinya mereka akan mendapatkan job training di PLN, benar-benar training di lapangan yang paham betul dunia kelistrikan,” tandas Mohammad Ali. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry