PERNAH USUL: Disnas Pendidikan Tulungagung memang pernah mengusulkan penambahan 1.000 guru baru di tingkat SD. Dan kini sejumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mendapat uang ‘runtuh’. Berikut gambar ilustrasi guru. (FT/ Ant)

TULUNGAGUNG | duta.co —  Menarik! Sejumlah Guru Tidak Tetap (GTT) di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, ‘kejatuhan’ uang sebesar Rp3,5 juta melalui BRI, Jumat (27/1/2017) lalu. Lucunya, dari mana dana itu, belum ada yang tahu. Disinyalir dana itu dari pemerintah pusat, dengan alokasi untuk menunjang kegiatan studi pendidikan S1 bagi GTT.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, melalui Kabid Ketenagaan Adi Suselo mengatakan, sampai sekarang pihaknya belum mengetahui adanya informasi pencairan dana tersebut. Namun, diakui, pihaknya pernah mengajukan usulan anggaran itu pada tahun 2014 silam kepada Kemendiknas.

“Saya belum tahu persis dana insentif apa itu? Sebab dana tersebut langsung masuk rekening masing-masing GTT,” katanya kepada duta.co, Rabu (22/02/2017).

Masih menurut Adi, usulan dana insentif untuk GTT itu, awalnya digunakan sebagai penunjang pendidikan tingkat lanjut. Mengingat Diknas Tulungagung mengalami kekurangan guru sebesar 1600 tenaga pendidik.

Data yang terhimpun di bagian kepegawaian Diknas, jumlah GTT yang melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) sebanyak 50 orang dan di Universitas Terbuka (UT) Tulungagung sebanyak 300 orang.

“Kemungkinan yang menerima dana insentif tersebut sebesar 350 tenaga GTT SD/SMP, karena yang kuliah saat ini sebanyak itu,” sambung Adi.

Di sisi lain, beredar kabar adanya pemotongan dana insentif sebesar Rp1,5 juta setiap GTT. Ketika dikonfirmasi perihal dugaan pemotongan Rp1,5 juta/GTT di tiga wilayah UPTD (masing-masing Kecamatan Pakel, Besuki dan Bandung), pihaknya berjanji segera memanggil kepala UPTD tersebut.

“Terimas kasih informasinya. Kami akan segera cek kebenarannya,” tandasnya.  (ad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry