Tampak Prabowo saat di pesarean Mbah Hasyim didampingi Gus Kikin dan Gus Irfan. (FT/MUHTAZUDDIN)

JOMBANG | duta.co – Satu pertanyaan dilempar Prabowo Subianto sendiri, mengapa dirinya mau maju kembali (menjadi Capres) dalam Pilpres 2019? “Masa depan bangsa! Arah dan sistem ekonomi kita, sudah keliru. Tidak mungkin bisa membetulkan, kalau kita tidak berkuasa,” tegas Prabowo Subianto, Kamis (6/9/2018), ketika berada di Ndalem KH M Hasib Wahab (Gus Hasib) usai ziarah ke makam Mbah Wahab Chasbullah.

Ada adagium, lanjut Prabowo, kalau orang-orang baik diam, tidak berbuat apa-apa, maka, dipastikan yang berkuasa adalah orang jahat. Ia juga menjelaskan kekeliruan arah dan sistem ekonomi serta tata kelola aset negara.

“Kekayaan kita hengkang ke luar negeri. Banyak aset kita yang lepas ke tangan asing. Padahal negara kita ini, kaya. Sampai-sampai kekayaan kita ini diiri negara lain. Kekayaan alam kita sangat cukup (bisa) untuk memberi makan seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah punya kewajiban mengamankan aset ini, bumi dan air diatur oleh negara untuk kemakmuran rakyat,” jelasnya.

Menurut Prabowo ada deviasi (penyimpangan), kalau tidak cepat diluruskan bisa berbahaya untuk masa depan Indonesia. Ia menyontohkan terjadinya devasi dalam perjalanan yang tidak sesuai dengan arah kompas. Kalau tidak cepat diperbaiki, penyimpangan semakin melebar.

“Ibaratnya, kita salah arah 2 derajat, kalau hanya dalam jarak tempuh 1 km, mungkin tidak terlalu melebar. Tetapi, kalau sudah 100 km, maka, semakin lebar, jauh dari tujuan awal. Hari ini, sistem ekonomi kita sudah semakin jauh dari UUD 1945 dan Pancasila,” tegasnya.

Prabowo juga tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tetapi ini kesalahan bersama. Karena itu, harus bangkit bersama. “Kita tidak boleh menyalahkan siapa pun, ini harus diakui sebagai kelalaian kita semua. Saya yakin para pendiri NU juga tidak ingin kekayaan negeri ini hengkang ke luar negeri, ini bukan keinginan beliau-beliau,” tambahnya.

Tawakal Kepada Allah

Karena itulah, Prabowo siap maju, keliling daerah, menggugah kesadaran bersama, bahwa negara kita ini kaya. “Saya tidak butuh apa-apa, saya hanya ingin sisa umur ini dipersembahkan (diwakafkan) untuk membenahi masa depan bangsa. Kita tidak tahu, kapan kita mati,” jelasnya.

Saat dibuka sesi tanya jawab oleh Gus Hasib, sejumlah kiai menyampaikan unek-uneknya, termasuk Kiai Hamdi dari Keras, Jombang. Pertanyaan Kiai hamdi simple: “Yang diinginkan rakyat itu tidak muluk-muluk. Rakyat hanya butuh aman dan nyaman, adalah tugas pemerintah menjaga agar kekayaan alam ini tidak dikuras asing. Menurut hemat kami, rakyat butuh presiden yang berani mati demi masa depan bangsa,” demikian Kiai Hamdi.

Menjawab pertanyaan ini, Prabowo menegaskan, bahwa dirinya tawakal, pasrah penuh kepada Allah swt. “Semua orang takut mati, tetapi, mati, tidak bisa dihindari. Di rumah orang bisa mati. Saat perang, belum tentu yang berada di depan mati, tidak sedikit barisan belakang yang mati. Saya tawakal kepada Allah. Berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” tegasnya. (muh)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry