Puluhan massa GMSM  demo menolak Peraturan Bupati tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2025 mendatang.  (fathor/duta.co)

SAMPANG | duta.co – Puluhan massa yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Sampang Mengugat (GMSM), mengelar aksi demontrasi menolak Peraturan Bupati tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2025 mendatang.

Korlap aksi, Marzali dalam orasinya mengatakan, jenjang waktu kekesongan kepala desa yang terlalu lama dan digantikan Pelaksana Jabatan atau Penjabat (PJ) tersebut, bersifat sementara dan tidak memahami situasi dan kondisi setiap Desa, membuat tidak kondusif dan sering berpotensi banyak masalah atau tidak kondusif.

Selain itu, Penjabat (PJ) Kepala Desa atau penganti Kepala Desa saat ini, tidak bisa membuat pelayanan di bawah semakin maksimal melainkan sebaliknya. Sebab, pelayanan di desa tidak bisa disamakan dengan di Kelurahan sesuai jam kantor.

“Pelaksanaan Pilkades harus dilaksanakan akhir tahun 2022 ini, karena tidak adanya kepala desa banyak permasalahan di bawah,” teriak Marzali alias Lihon.

Kembali Marzali mengatakan, “Kami tolak Peraturan Bupati Sampang” teriaknya, Kamis (23/6/2022).

Marzali juga menilai kondisi Kabupaten Sampang sudah aman dari pandemi Covid-19. Oleh sebab itu Pilkades harus segera dilaksanakan.

Beberapa menit melakukan orasi, Malik Amrullah Asisten Pemerintahan Desa dan Kesra Pemkab Sampang, menemui pendemo dan mengatakan Bupati tidak ada di kantor melainkan di Pendopo rumah dinas.

“Aspirasi rekan-rekan pendemo akan kami tampung dan kita sampaikan ke Pimpinan, apalagi di Pemkab ini memang ada tim Pilkades,” ujarnya.

Lantaran hanya ditemui oleh Asisten, massa kemudian mengancam akan melakukan aksi susulan jika selama sapekan ke depan tidak ada jawaban dari Bupati. Bahkan, berencana mengerahkan massa yang lebih besar lagi untuk melakukan aksi serupa.

Sebelumnya, dalam surat pemberitahuan aksi demo ke Kasat Intel Polres Sampang, tanggal 19 Juni silam, GMSM akan menurunkan jumlah masa sebayak 2.500 (Dua ribu lima ratus orang), namun faktanya, dari pantauan Duta Masyarakat hanya sekitar 25 orang.

Bahkan akan menggerakkan sedikitnya 4 orang korlap aksi, dengan membawa atribut Sejumlah pengeras suara, spanduk, dan selebaran tuntutan aksi.

Menyikapi hadirnya pendemo yang hanya segelintir hitungan jari tersebut, banyak pengamat menilai Aksi demo diduga masuk angin atau bisa sebatas gertak sambel mencari panggung, yang mana diduga untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan golongan tertentu.

Dan hal ini antaranya di ungkapkan Sekretaris LSM Gadjah Mada Sampang, Hairul, saat ditemui di kantornya. (tur)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry