Foto bersama usai edukasi kepada ibu hamil untuk mencegah stunting. DUTA/ist

Stunting atau masalah gizi kronis masih menjadi momok di Indonesia tidak terkecuali di Jawa Timur. Kasus stunting memang sulit menembus nol kasus tapi setidaknya bisa mengurangi angka kasusnya. Caranya dengan mengedukasi para ibu agar bisa melakukan pencegahan dini sehingga anak-anaknya tidak mengalami stunting.

Edukasi itu penting dilakukan. Karenanya tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yakni Muhammad Nasir dan Fatimah Zahra (Fakultas Kedokteran) dan Rizki Amalia (Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan) membuka kelas khusus bagi ibu hamil agar bisa memiliki pengetahuan bagaimana menjaga gizi saat masih hamil, sehingga ketika bayinya lahir tidak mengalami masalah gizi apapun.

Karena dikatakan Rizki Amalia, stunting itu dipengaruhi kondisi ibu atau calon ibu, masa janin dan bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. “Jadi saat masih dalam kandungan, si ibu harus bisa menjaga betul asupan gizinya. Sehingga anak tidak lahir bermasalah,” ujar Rizki.

Stunting itu memiliki dampak buruk jangka panjang bagi anak. Bisa menurunkan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunkan kekebalan tubuh. Bisa juga berrisiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang kurang.

“Karena itu upaya perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting salah satunya melalui intervensi gizi spesifik pada ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saat kehamilan untuk mencegah stunting,” tukasnya.

Karena itu, ketiga dosen ini membuka kelas khusus bagi para ibu hamil di Kecamatan Paciran, Lamongan beberapa waktu lalu. Tujuannya untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut yang masih sangat tinggi.

Pemberian bingkisan untuk peningkatan gizi ibu hamil dari dosen Unusa. DUTA/ist

Dalam hal ini, tiga dosen ini berkoordinasi dengan kepala desa dan kepala Puskesmas untuk menyosialisasikan program kepada bidan desa. Tujuan dari tahapan ini adalah menyamakan persepsi antara program dengan mitra. “Kita edukasi para kader agar nantinya bisa juga menularkan ilmunya kepada para ibu-ibu hamil yang ada di sekitarnya bagaimana mencegah stunting pada anak-anaknya,” jelas Rizki.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Dikatakan Rizki, masa pandemi ini dikhawatirkan menambah jumlah stunting. Karena, pandemi sudah membuat perekonomian terhenti karena banyak orang tua yang terkena PHK. Sehingga banyak yang mengalami masalah finansial.

Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saat kehamilan. Materi yang diberikan pada program kelas ibu hamil salah satunya tentang perawatan kehamilan, terutama dalam penyiapan dan pemenuhan gizi masa hamil. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry