Fahmi (kanan) dan Refly Harun dalam sebuah acara. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK), lawan politik Prabowo-Gibran berebut merapat. Hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memilih ‘tenang’. Sementara PDIP masih ‘lari-lari’ ke PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara).

“Terus terang, kami salut dengan PKS. Partai ini menyejukkan pemilih. Tidak grusa-grusu. Padahal kalau dilihat ‘jejak’ politiknya, PKS dan Partai Gerindra, itu ‘sahabat karib’,” demikian Ahmad Fahmi Ardiansyah M, SH, pengacara muda Surabaya kepada duta.co, Jumat (26/4/24).

Menurut Fahmi, hubungan PKS dengan Prabowo sangatlah dekat. Tetapi, demi masa depan bangsa, maka, meski Prabowo terpilih menjadi Presiden RI, PKS tetap menjaga jarak. “Ingat! Pilpres 2019 PKS berjibaku untuk Prabowo. Begitu juga kerjasama di DKI Jakarta. Tetapi, begitu ia memenangkan Pilpres 2024, partai ini tidak grusa-grusu berebut mendekat,” tegasnya.

Komposisi kekuatan koalisi presiden dan wakil presiden RI terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memang, mulai terlihat. Prabowo-Gibran selama ini diusung empat partai parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Kini, beberapa partai yang semula berseberangan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, satu per satu merapat ke kubu pemenang. Sebutlah Partai NasDem yang resmi menyatakan dukungan untuk Prabowo-Gibran pada Kamis (25/4/2024).

Sebelum NasDem, Rabu (24/4/2024), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih dulu memberi sinyal untuk bergabung. Padahal, semua tahu,  Pilpres 2024, NasDem dan PKB, termasuk PKS berkongsi dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

“Jadi, balancing (keseimbangan) politik itu sangat diperlukan. PKS tidak ikut rebutan mendekat, tetapi, mengkaji lebih dulu apa manfaat dan madlaratnya untuk bangsa Indonesia. Mestinya, semua partai begitu,” tegas alumni PP Tebuireng Jombang dan PP Gontor ini.

Diakui, belakangan hanya PKS yang hingga kini belum berada dalam kubu pemenang. PKS juga belum menyatakan sebagai oposisi. Begitu juga dengan PDIP. Menurut politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira, partainya tidak mengincar kursi menteri di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

PDIP, katanya, tidak menjadikan jatah kursi menteri di pemerintah Prabowo-Gibran sebagai target utama. Andreas menjelaskan target utama PDIP adalah menyampaikan aspirasi dan suara rakyat. Waallahu’alam. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry