SURABAYA | duta.co – Diam-diam, ternyata perolehan suara calon anggota DPD Provinsi Jatim di real count KPU, masih tumpang tindih. Setelah kader Pemuda Pancasila (PP) Jatim menemukan sejumlah kejanggalan, kini, KPU dituntut lebih selektif imput data dari TPS.

“Ini terkait dengan nasib warga Jatim. KPU jangan terjebak permainan orang. Lalu kami diwakili orang yang tidak jelas. Melihat data real count terbaru KPU, tampaknya penuh permainan,” demikian aktivis NU (Nahdlatul Ulama) M Mahrus, kepada duta.co, Minggu (18/2/24).

Menurut Mahrus, yang terjadi di data real count KPU jam ini, jauh dari hasil survey yang terjadi sebelumnya. Misalnya, nama yang tidak dikenal sama sekali, tiba-tiba meraup banyak suara. “Ini memunculkan dua kemungkinan. Pertama adanya aksi penggelembungan sebagaimana temuan PP. Kedua belum maksimalnya data dari TPS, teruma wilayah Madura dan tapal kuda,” terangnya.

Seperti terbaca duta.co potret real count KPU untuk DPD RI dari Jatim, sampai Minggu (18/2/24) pukul 11.41, masih mengikuti angka Sabtu (17/2/24) pukul  19.31Wib dengan perolehan Ir H AA La Nyalla Mahmud Mattaliti MHP yang memimpin dengan 2,6 juta suara (13,38%).

Kedua ditempati Kondang Kusumaning Ayu dengan 1,4 juta (12,24%), kemudian Dr Lia Istifhama (Ning Lia) dengan angka 1,4 juta (12,06%), dan Agus Rahardjo dengan 1,4 juta (11,62%). Sementara Adilla Azis (incumbent) 1,1 juta (9,36%) dan AA Ahmad Mawardi (incumbent) memperoleh 1,04 juta (8,87%).

“Angka ini belum final. Di samping ada dugaan penggelembungan, sebagian besar TPS di Madura, basis Ning Lia dan Mawardi belum masuk,” tegas Mahrus.

Perubahan angka ini, jelas Mahrus, sangat mungkin terjadi kalau merujuk pada temuan Pemuda Pancasila bahwa telah terjadi kecurangan sistemik dari Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) KPU, sehingga jumlah pemilih di satu TPS tertulis lebih dari sebelas ribu pemilih.

“Ini berbahaya. Seperti yang terjadi di TPS 001, Nglaban, Loceret, Nganjuk, dan ratusan TPS lain di Jatim dengan pola input data yang sama. Ini soal masa depan warga Jatim. Jangan sampai kita membeli kucing dalam karung,” tegasnya.

Tanpa menuduh sana-sini, menurut Mahrus, selama ini survey di Jatim soal DPD selalu didominasi La-Nyalla dan Ning Lia. Nama-nama yang sekarang muncul justru tidak nongol. “Kita tunggu basis incumbent (Mawardi dan Adilla) yang belum terekam,” tegasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry