Foto bersama para PPDS dengan jajaran Dekanat FK Unair usai acara penyerahan bantuan secara simbolis oleh Menkes Terawan, Sabtu (29/8/2020). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Sebanyak 1.600 dokter yang menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Unair mendapatkan bantuan pemerintah.

Bantuan sebesar Rp 75 juta per orang untuk enam bulan pertama ini diserahkan secara simbolis Menteri Kesehatan  RI, dr Terawan Agus Putranto, Sabtu (29/8/2020).

Beberapa perwakilan PPDS FK Unair hadir di Aula ditemani Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU(K) dan jajaran dekanat.

Dana yang diserahkan ini untuk membantu biaya pendidikan bagi pada PPDS di masa pandemi.

Karena selama menempuh pendidikan dokter spesialis berbagai bidang, pada dokter itu belum diperbolehkan praktik mandiri. Sehingga benar-benar tidak memiliki penghasilan apapun.

“Apalagi di masa pandemi, mereka ada di garda terdepan pelayanan kesehatan. Artinya, sekarang pemerintah hadir memperhatikan para PPDS ini,” ujar Prof Soetojo usia seremonial penyerahan.

Untuk bantuan biaya pendidikan ini, FK Unair menyiapkan segala data tentang PPDS yang dibutuhkan. “Nantinya bantuan akan langsung masuk ke rekening masing-masing dokter,” tuturnya.

Direktur RSU dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi mengaku senang adanya bantuan biaya pendidikan bagi PPDS ini.

“Ini tidak ada hubungannya dengan layanan Covid-19. Bantuan ini sama dengan bantuan pendidikan yang lain karena dampak dari pandemi Covid-19,” jelasnya.

Diakui dr Joni, para PPDS itu selama pandemi terjadi memang ditarik semua ke RSU dr Soetomo untuk memperkuat pelayanan. Sebelum Covid-19, mereka disebar di beberapa rumah sakit lain. “Jadi sekarang, 1.600 PPDS FK Unair itu ada di Soetomo,” tandasnya.

Salah satu PPDS, Mohammad Zaki mengaku senang mendapat bantuan biaya kuliah ini. Apalagi, di masa pandemi sekarang ini, dia yang tidak boleh praktik karena harus fokus kuliah. “Balum lagi yang memiliki keluarga. Ini sangat membantu,” tukasnya.

Dokter yang menempuh pendidikan spesialis bedah TKV ini mengaku selama menempuh PPDS, bertugas di ruang gawat darurat RSU dr Soetomo. Dan pada Juni 2020 dinyatakan positif Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).

“Bantuan banyak, salah satunya dari fakultas. Dari fakultas, selain bantuan keringanan SPP juga uang tunai, Alhamdulillah. Ini bentuk perhatian dari semua pihak,” ungkapnya.

PPDS FK Unair sejak pandemi pada Maret hingga kini yang terpapar Covid-19  sebanyak 90 orang.

Dari jumlah itu sebagian besar berhasil sembuh. Hanya dua orang yang meninggal dunia. “Cukup dua saja yang meninggal. Kita harus survive demi membantu masyarakat,” tandas Prof Soetojo.

Dengan bantuan ini, diharapkan para PPDS tetap semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat tanpa pandang bulu. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry