Tim Penyidik Vs Tim LPBH NU Debat Saat Rekonstruksi Ulang di TKP

1837
PEMBUNUHAN : Suasana rekonstruksi ulang kasus pembunuhan Fatayat NU (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co, Gelar rekonstruksi ulang atas kasus pembunuhan Binti Nafiā€™ah, pengurus Fatayat NU Ranting Badas, bertempat di rumah almarhumah Jl Angsa Desa Canggu Kecamatan Badas Kabupaten Kediri pada Rabu (24/7/2019) pukul 10.00 WIB. Pengawalan ketat anggota Polres Kediri juga diperkuat ratusan Banser dan GP Ansor sesuai instruksi diberikan Ketua PC GP Ansor Munasir Huda.

Namun, saat rekonstruksi berlangsung terjadi perdebatan antara tim penyidik Polsek Pare dengan kuasa hukum yang ditunjuk keluarga korban, Taufik Dwi Kusuma SH dari LPBH NU Kabupaten Kediri. Sedikitnya terdapat 8 kejanggalan saat digelar reka ulang ini menurut Gus Opick, sapaan akrabnya. ā€œPelaksanan reka ualang di TKP dijadwalkan ada 15 adegan namun faktanya terdapat 26 adegan,ā€ jelasnya.

Dari semua adegan dilakukan pelaku tunggal, Sugeng Riyadi, dalam catatan tim LPBH NU terdapat kejanggalan diantaranya :

  1. Dalam BAP itu tidak ada keterangan pelaku mengambil gelang korban namun saat rekonstruksi pelaku mengambil gelang korban
  2. Tidak ada adegan mengambil tas korban yang posisinya berada di kamar tetapi saksi melihat pelaku mengambil tas tersebut di dalam kamar
  3. Posisi kepala korban berada di sisi selatan, tapi pelaku menyakini kepala korban di utara ini terbantahkan keterangan saksi anak korban
  4. Tidak ada adegan mematikan lampu atau meteran listrik padahal saat saksi pertama datang kondisi rumah korban padam
  5. Korban ternyata tidak dipukul sekali tetapi lebih dari dua kali dan ini diakui pelaku saat rekonstruksi
  6. Uang diambil pelaku ternyata tidak Rp. 1,8 juta seperti dirilis penyidik, namun kurang lebih Rp. 500 ribu dan itupun berupa recehan
  7. Adegan mencongkel pintu harusnya dinaikkan bukan pada slot anak pintu
  8. Anak korban tidak yakin jika dia pelakunya, saat mendengar langsung suara dan logatnya saat dia diperintah untuk tidur

Kemudian kini menjadi pertanyaan Gus Opcik, apa sebenarnya motif atas tindakan keji dilakukan pelaku terhadap pengurus Fatayat ini. ā€œsaya jadi bertanya-tanya apa motif pelaku membunuh korban? Kenapa fakta di lapangan tidak sesuai dengan isi BAP dan keterangan dari saksi utama yaitu anak korban,ā€ ungkapnya.

Tentunya ini akan menjadi persoalan baru, setelah dipenuhinya rekonstruksi ulang, ternyata fakta di lapangan tidak sesuai dari keterangan para saksi. Kemudian terkait isu akan ricuh, Ketua LPBH NU, Imam Mohklas .SH menyampaikan bahwa selama pelaksaan berlangsung aman dan dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sahabat Ansor, Banser, Fatayat serta pihak Polri dan TNI. (and/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry