TERINTEGRASI: Ahcmad Rifan saat menjelaskan tol Jomo-Sumo yang sudah terintrigrasi di Mojokerto, Rabu (28/2) kemarin. (duta/arif)

MOJOKERTO | duta.co – Pengguna rual jalan tol Jombang-Mojokerto (Jomo) mengalami peningkatan hampir 50 persen sejak tol Jomo terintegrasi dengan ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo). Peningkatan penguna jalan tol itu menyumbang pundi-pundi pendapatan bagi PT Astra Infra Toll Rood Jomo hampir 12 miliar tiap bulan.

Ruas jalan tol Sumo terintegrasi dengan ruas tol Jomo sejak 21 September. Sejak saat itu, tiap bulan sebanyak 10.600 kendaraan masuk ruas tol dengan 91 persen merupakan kendaraan golongan I.

“Memang ada peningkatan pengguna tol sebelum terintegrasi kendaraan yang masuk hanya 8.000 kendaraan,” terang Deputi Kepala Manajemen Pendapatan Toll Jomo Achmad Rifan, Rabu (28/2), saat acara media gathering dengan media.

Dijelaskan Rifan, jumlah kendaraan yang masuk masih jauh dari target bisnis perusahaannya yang mematok 12.000 kendaraan tiap hari. Bahkan, dalam perjanjian bisnis dengan pemerintah, PT Astra toll Rood Jomo mematok target 24 ribu per hari. “Kita terus berupaya agar penguna jalan mau masuk tol,” imbuhnya.

Rifan memaparkan, jumlah pengguna tol ini terus mengalami peningkatan.  Sebelumnya,  pihaknya hanya mendata 6.000-7.000 pengguna tol sebelum tersambungnya ruas tol Mojokerto-Surabaya.  “Pada Desember lalu jumlah pengguna tol berkisar 6.000-7.000 kendaraan saja.  Memang seolah-olah makin ramai,”  tambahnya.

Disinggung soal usulan Gubernur Jatim Soekarwo terkait penurunan tarif tol Jomo-Surabaya yang dinilai terlalu mahal, Kepala Divisi Operasional Tol Mojokerto-Kertosono PT MHI Yanuar Firmanto dan Rifan mengungkapkan itu sangat mungkin.

“Soal penentuan tarif itu tergantung sepenuhnya pada menteri PUPR. Sebab,  besaran tarif tol ini ditentukan pemerintah.  Kita hanya operator.  Kalau gubernur mengusulkan (penurunan tarif) ya monggo saja,” katanya.

Ia mengatakan,  nantinya ada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam penyesuaian tarif.  “Semuanya mungkin,  kalaupun tarif diturunkan Astra tidak rugi.  Karena semua dihitung.  Kontrak kita 45 tahun.  Kemungkinan akan tambah panjang,” kata Yanuar Firmanto.

Pihak Astra Infra Toll juga menjanjikan  fasilitas PJU tol.  “BPJT merekomendasikan tiap 5 km dikasih lampu penerangan jalan.  Tentu rekomendasi ini akan kita penuhi,” pungkasnya. ari/rul

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry