JAKARTA | duta.co – DI tengah suasana tegang, saat massa mengikuti pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Senin (22 April 2024), tiba-tiba datang Brigjen Ratno Kuncoro, mantan Kapolresta Kediri itu membuat suasana adem-ayem.

“Ijin mohon silaturahim dan berkenalan. Saya Ratno Kuncoro” sapanya kepada kumpulan massa yang ditemuinya.

Massa yang mayoritas warga Jawa Timur itu, tak pangling dengan gaya luwes Ratno Kuncoro. Karuan, suasana panas menjadi adem dengan turun dan membaurnya Brigjen Ratno Kuncoro di tengah-tengah massa yang menunggu sidang Mahkamah Konstitusi tersebut.

Panas yang cukup menyengat terasa adem ketika massa yang mengikuti sidang disalami dan disapa ramah oleh sosok polisi berpangkat Brigjen tersebut.

Seketika suasana panas menjadi cair dan adem. Bahkan ketika ada rombongan dari Jawa Timur yang mengenalnya dan meminta berpoto Brigjen Ratno Kuncoro dengan senang hati melayani berpoto dan mendengar keluhan massa dari Jawa Timur.

“Lo Pak Ratno Kuncoro Kapolresta Kediri, Pak saya dari Kediri datang berombongan ke Jakarta 15 bus untuk mengawal keadilan” ujar salah satu rombongan massa yang dari Kediri Jawa Timur.

“Inggih saya Ratno Kuncoro mantan Kapolresta Kediri” jawabnya sambil tersenyum ramah dan menyalami satu persatua.

Kalau kalah menarik ada perwakilan Nganjuk, Jawa Timur ikut nimbrung. “Pak Saya Mustakim Nganjuk. Senang melihat Pak Ratno masih seperti dulu mau turun membaur. Tolong Pak aspirasi kami untuk keadilan disampaikan ke Pak Kapolri,” ujarnya.

“Insyaa Alloh aspirasi bapak-bapak saya akan sampaikan ke yang berwenang. Silahkan melakukan aksi namun jangan anarkis dan jangan melanggar hukum gih. Ngapunten kiranya sanggupkah bapak – bapak tertib, tidak anarkis dan tidak melanggar hukum” tanya Brigjen Ratno Kuncoro dengan nada santun.

Serentak massa yang datang dari  Jawa Timur menjawab serentak “Sanggguuuppp..!!!”.

H Tjetjep Mohammad Yasien (Gus Yasien) mengangku bangga dengan kepedulian Ratno Kuncoro. Begitu juga terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut Gus Yasien, putusan telah melalui kajian seksama dan matang.

“Kita harus tunduk pada hukum. Hormati putusan majelis hakim MK, meski itu pahit rasanya,” tegas Gus Yasien kepada duta.co.

Perjuangan, kata Gus Yasien, bukan diukur dari sukses atau tidaknya. Bukan soal berhasil atau gagal. “Urusan sukses itu Gusti Allah. Tugas kita berjuang ke arah lebih baik. Itu saja,” pungkasnya.  (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry