JAKARTA | duta.co – Kejengkelan dan keinginan Presiden Jokowi untuk menabok pembuat kabar hoax, yang mengatakan dirinya PKI, mendapat komentar dari lawan politiknya. Presiden Jokowi dinilai sibuk curhat, padahal dia memiliki segalanya, dari intel, aparat dll.

“Justru kasihan Presiden jadi kelihatan curhat. Padahal punya semua,” kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera sesaat lalu sebagaimana dikutip eramuslim.com.

Masih kata Mardani, sebenarnya mudah bagi pemerintah menindak pelaku yang menyebarkan hoax, jadi tidak perlu banyak curhat. “Mudah bagi Presiden kalau mau menindak. Ada intelijen yang dengan mudah bisa mencari orangnya,” ujar Mardani, politisi PKS yang juga anggota DPR itu.

Kata ‘tabok’ Jokowi ini menambah deretan kata tak elok, sebelum ada istilah “sontoloyo” dan “genderuwo”. Jokowi ingin menabok itu karena kesal dituding sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. Lah kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul,” kata Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Lampung Tengah, Lampung, Jumat (23/11).

Bantahan ini sudah sering disampaikan Kepala Negara di berbagai acara. Menurut Jokowi, tudingan seperti ini muncul kalau sudah masuk tahun politik.  (em,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry