SURABAYA | duta.co – Ketua GP Ansor Pasuruan periode 1994-1997, Drs Muhammad Said Utomo, angkat bicara menyaksikan viralnya Surat Edaran (SE) Satkornas Banser Nomor 657/SKN-SE/II/2022 tentang INSTRUKSI MENYIKAPI PENCEMARAN NAMA BAIK DAN UJARAN KEBENCIAN yang tertuju ke Satuan Koordinasi Banser se-Indonesia. “Terus terang, kalau benar SE tersebut, saya miris membacanya,” demikian komentar Drs Muhammad Said Utomo, kepada duta.co, Minggu (27/02/22).

Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim ini, mengajak kader Ansor dan Banser untuk menjaga kondisi bangsa ini, agar tetap utuh dan damai. Meski pernyataan ketua umum sendiri, kalau sekiranya kurang tepat, harus disikapi dengan arif dan bijak. “Jangan ada pembelaan membabi-buta. Itu bukan sikap kader Ansor dan Banser yang selalu mengedepankan Islam rahmatan-lil’alamin,” tegasnya.

SE Banser itu tertanggal 25 Februari 2022, tertanda Hasan Basri Sagala. Isinya, menanggapi berita dan kondisi saat ini atas memutarbalikan ucapan Ketua umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor selaku Menteri Agama Republik Indonesia yang beredar, yang tidak sesuai dengan aslinya.

Menyikapi hal tersebut SATKORNAS BANSER mengeluarkan instruksi sebagai berikut:
  1. Mengidentifikasi para komentator yang bernada melecehkan atau menghina H. Yaqut Cholil Qoumas selaku Ketum GP Ansor dan harus mengetahui apakah yang bersangkutan tokoh politik, tokoh masyarakat atau warga NU yang memang belum paham terkait Surat Surat Edaran dari Kementerian Agama Republik Indonesia..
  2. Jika ada bukti pelecehan atau penghinaan baik melalui komentar atau gambar di Media sosial kita meminta yang bersangkutan harus minta maaf dan klarifikasi.
  3. Jika mereka menyerang, menghina dan melecehkan di Medsos, maka tugas kita adalah mengkounter komentar tersebut.
  4. Melakukan penetrasi terkait komentar yang bernada miring, melecehkan, menghina Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor selaku Komando tertinggi Barisan ansor serbaguna.
  5. Jika menemukan bukti penghinaan atau pelecehan berupa gambar atau Video segera scrennshot dan koordinasikan dengan pimpinan dan satuan koordinasi untuk dilakukan tindakan terukur dan tegas dan tetap dalam satu Komando …

“Saya sebagai salah satu kader Ansor Jatim tahun 1980an, dan aktif sampai tahun 1997, juga ikut menyayangkan statement Menteri Agama RI yang memahami Suara Adzan dengan gonggongan suara anjing tetangga yang menyebalkan telinga. Selain logika berfikir itu tidak apel to apel, juga dapat dipahami publik merendahkan nilai spiritualitas yang terkandung di dalam adzan itu sendiri. Akhirnya benar, ribut seperti sekarang,” jelasnya.

Muhammad Said Utomo saat masih aktif sebagai pimpinan GP Ansor Pasuruan. (FT/IST)

Masih menurut Pak Said, panggilan akrabnya, kader Banser harus ingat, bahwa, keberadaan Ansor selama ini harus kita pahami sebagai ansorullah. Kalau memang ada khilaf dari Menteri Agama, maka, lebih baik meminta maaf kepada publik. Tidak perlu mengedarkan SE dengan nada ancaman segala macam. Mana ada manusia tanpa salah,” tegasnya.

Menurutnya, kader GP Ansor dan Bansernya, harus mementingkan keutuhan bangsa. Tidak ada ajara untuk membabi-buta. “Karena itu, jangan kelewat garang. Gus Dur sendiri sudah memberikan pelajaran berharga kepada kita. Saat beliau  dilengserkan, Banser tidak boleh garang, apalagi cuma Menteri Agama,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry