DRAMA KOLOSAL-Sejumlah Siswa SD kelas VI Labs School Unesa 1 menampilkan Drama Kolosal Pertempuran 10 Nopember  berlangsung di sekolah , Sabtu (25/11/2023). DUTA/Wiek Wulan

SURABAYA | duta.co – Sebanyak 63 siswa kelas enam terlihat memakai baju jaman kolonial. Beberapa memerankan pejuang pribumi dan beberapa lainnya berperan sebagai penjajah. Drama kolosal dikemas semakin epik dengan iringan musik Ansambel yang dimainkan siswa dari ekstrakurikuler Ansambel.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian dari kurikulum merdeka dikemas siswa SD Labs School Unesa 1 secara menarik dengan menampilkan drama kolosal. Program ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar.

Sukmawati, Wakil Kepala SD Labschool Unesa 1 mengungkapkan proyek ini dilakukan untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar pancasila.

Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik berkesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar. Dan dalam hal ini, siswa diajak memahami makna Hari Pahlawan dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

“Siswa kelas lima juga terlibat sebagai panitia, mereka ini ikut terima tamu, konsumsi dan lainnya. Jadi mereka bisa mempelajari bagaimana sebuah kegiatan berjalan,”ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya disaksikan siswa, tetapi wali murid, pensiunan guru dan juga para siswa TK yang mengikuti lomba mewarnai dan pinalti kick hadir meramaikan kegiatan P5 ini.

Al Ghifari, Wali Kelas 6 menambahkan kegiatan P5 ini sekaligus kegiatan untuk memperingati 10 November dan Hari Guru Nasional.

” Jadi momennya bisa pas, beberapa alumni yang pernah mengajar juga berdatangan, karena seperti budaya SD Labs School. Di samping itu kami juga menjunjung tinggi rasa nasionalisme juga mengekspresikan nilai-nilai dan kreativitas anak-anak,”lanjutnya.

Proyek drama ini dikatakan Al telah disiapkan para siswa selama tiga bulan terakhir. Sehingga para siswa bisa memerankan dengan baik drama tentang tragedi 10 November.

“63 siswa terlibat jadi aktor dan beberapa ada yang berperan ganda sebagai pemain  ensemble untuk pengiring lagu karena lagi langsung dari anak,”tegasnya.

Sementara itu, Rahma Azaleia, siswa kelas VI mengungkapkan merasa lega berhasil menampilkan drama yang ia latih selama berbulan-bulan.

Gadis yang berperan jadi pribumi dengan adegan pengayak beras ini mengaku cukup kesulitan saat berlatih karena adegannya harus dilakukan di siang hari dan berlarian.

“Susah juga latihannya panas-panasan dan lari-larian, tiap senin sampai rabu pulang sekolah. Tetapi senang juga karena sudah selesai semua dan hasilnya bagus dan kenang-kenangan,”pungkasnya. wik

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry